Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dokter Lie Dharmawan, Pahlawan Orang Miskin Pulau Terpencil

10 November 2022   22:34 Diperbarui: 10 November 2022   22:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Lie Dharmawan ketika mengadakan pelayanan kepada masyarakat di pedalaman Papua (Foto: doctorSHARE) 

"Saya berjumpa banyak dokter yang mengatakan seperti ini. Persoalan kita adalah belum ada platform yang jelas yang bisa mengijinkan tenaga kesehatan kita menyumbangkan keahlian mereka sesuai batasan yang sanggup mereka berikan," kata Mei Phing.

Untuk menjawab persoalan ini, Mei Phing yang ahli electrical engineering dan computer science itu sedang merancang yang ia sebut "telemedicine" ala Indonesia,  yakni teknologi pelayanan medis jarak jauh yang memakai ponsel atau tablet sebagai basis operasionalnya.

Warga mengantri untuk mendapatkan giliran diperiksa kesehatan mereka (Foto: dokterSHARE)
Warga mengantri untuk mendapatkan giliran diperiksa kesehatan mereka (Foto: dokterSHARE)

"Telemedicine ini sudah pesat berkembang tetapi belum ada yang bisa dianggap berlaku secara umum.  Harus diadaptasi sesuai kondisi infastruktur setempat.  Fungsinya adalah untuk menghubungkan dokter dengan tenaga medis di daerah terpencil," jelasnya.

Mei Phing memberi ilustrasi. Seorang tenaga puskesmas di daerah terpencil akan dilengkapi dengan tablet dan peralatan medis portable yang dapat dipindah-pindahkan untuk membuat rekam medis lengkap di lokasi.  Informasi medis tersebut disimpan, kemudian dikirim saat koneksi internet memadai.

Data pasien diunggah ke rumah sakit virtual. Dan dokter-dokter yang peduli akan membantu mendiagnosa kasus-kasus sulit sesuai keahlian masing-masing.

Mereka, kata Mei Phing, tidak perlu cuti atau berpindah tempat, dan secara kontinyu mereka bisa menyumbangkan beberapa jam dalam seminggu untuk membantu tenaga puskesmas menangani kasus-kasus sulit tersebut.

Memberi obat cacing untuk anak-anak di Sugapa, Intan Jaya (Foto: dokterSHARE)
Memberi obat cacing untuk anak-anak di Sugapa, Intan Jaya (Foto: dokterSHARE)

"Ke depan kami akan mengembangkan telemedicine ini," jelas Mei Phing yang lulus MBA dari Universitas Berkeley AS itu.

Selain melakukan tindakan pengobatan, saat ini Yayasan DoctorSHARE telah membangun klinik di Maluku untuk memperbaiki gizi anak, tempat pelatihan bagi tenaga medis lokal seperti bidan dan membudidayakan tanaman untuk obat-obatan tradisional.

"Setiap orang dalam kapasitasnya masing-masing pasti bisa memberi. Sekecil apapun. Bahkan kalau ada orang yang sakit dan kita menyuruhnya minum obat tertentu, itu sudah pemberian. Tidak berarti bagi kita, tetapi berarti bagi yang membutuhkan," ujar dr. Lie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun