Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Kristen Blimbingsari dan Palasari Bali

24 Agustus 2022   18:27 Diperbarui: 24 Agustus 2022   18:32 3351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katolik Hati Kudus Yesus di Desa Palasari (Sumber: Pegipegi.com)

Orang Bali-Kristen yang di "selong" kemudian bermukim di daerah yang kini mencakup dua desa yakni Blimbingsari yang seluruh penduduknya beragama Protestan  dan bersekutu dalam Sinode Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) serta Palasari yang menganut agama Katolik.

GKPB hanya beranggotakan 14 ribu anggota jemaat. Tetapi mereka memiliki aset berupa tanah, bangunan dan sekolah di 80 lokasi di seluruh Bali dan Nusa Penida yang angkanya mencapai ratusan miliar rupiah. "Tidak besar sekali, tetapi cukuplah untuk kami bisa bergerak melayani," Nengah Suama Sekretaris Umum Sinode GKPB merendah.

***

Dari kantor Yayasan Maha Bhoga Marga (MBM) milik Sinode GKPB di Jalan Raya Kapal di Mengwi, sisi barat Denpasar, jalan mulai menyempit di sana-sini. Padahal, ini jalan utama yang menghubungkan Gilimanuk-Denpasar yang penuh truk gandeng dan bus kota antar provinsi, baik dari Bali maupun  Jawa.

Gerbang Desa Blimbingsari (Sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Gerbang Desa Blimbingsari (Sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id)

Saat matahari seperti mengejar punggung kami, I Wayan Nengah telah menginjak gas dalam-dalam.

"Paling lama tiga jam kita sudah sampai Blimbingsari," ujarnya memberi jaminan.

Kami mengikuti saran Wayan Tunas, pengelola penginapan MBM untuk berangkat pagi-pagi agar  tidak kena macet saat berangkat maupun ketika pulang ke Denpasar nanti. 

"Tak kalah sama Jakarta kalau sudah macet," kata Wayan Tunas.

Wayan Tunas asli Blimbingsari, pemeluk Protestan generasi kedua dari Bali. Sementara  I Wayan Nengah orang Klungkung.

Untuk bisa membedakan Wayan Tunas,  Wayan Nengah,  Nengah Suama, saya mesti berpikir sejenak.

 Sekitar dua jam kemudian. Tiba-tiba saja Wayan Nengah yang suka bercerita tentang tempat-tempat yang kami lewati berbelok ke kanan, menapak jalan beraspal mulus, melewati gerbang desa: Rahajeng Rawuh Ring Blimbingsari.  Selamat Datang di Blimbingsari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun