Hutan mulai dibabat untuk pemukiman dan tanah pertanian. Lalu datanglah  7 keluarga berjumlah 21 jiwa dari Gunung Putri Bogor. Mereka inilah yang menjadi generasi perintis Jemaat Palalangon.
Pada 1902 dibangun tempat ibadat sementara. Bangunan sederhana dari bambu beratap alang-alang. Â Hari itu, 17 Agustus 1902 saat B.M Alkema memberikan kebaktian sulungnya, ia kemungkinan besar mengutip Kitab Habakuk 2:1-4 yang menjadi bahan khotbah. Saat itulah nama Palalangon ditemukan.Â
"Dalam Alkitab bahasa Sunda terjemahan lama pada ayat 1 terdapat kata 'Palalangon', yang dalam bahasa Sunda sehari-hari berubah menjadi 'Munara Jaga'. Patut diduga nama palalangon berasal dari sana," kata Alex.
GKP Palalangon adalah gereja tertua di wilayah Ciranjang. Tak berselang lama berdiri Gereja Kerasulan Pusaka di Rawaselang, tak jauh dari Palalangon. Dua gereja inilah yang menjadi cikal-bakal jemaat  Palalangon.
 Sekarang di Ciranjang terdapat GKP Palalangon, GKP Sindangjaya, GKP Ciranjang, Gereja Kerasulan Pusaka Rawaselang, Gereja Kerasulan Baru Rawaselang, Gereja Persekutuan Injili Eliezer, GPdI Pasirnangka, Gereja Pantekosta Ciranjang, GKI Ciranjang, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan Gereja Persekutuan Oikumene Indonesia (GEPKOIN).
Dari data yang ada, jumlah anggota  jemaat GKP Palalangon berjumlah 337 kepala keluarga (KK), terdiri atas 600 orang anggota dewasa, 200 orang pemuda-remaja, dan 282 anak-anak. Jemaat terbagi dalam lima wilayah pelayanan.
Â
Ironi Waduk Cirata
Siang usai kebaktian kami mengarungi Waduk Cirata. Dari Palalangon waduk seluas 6.334 hektar ini tampak padat oleh banyaknya jaring apung pemeliharaan ikan. Data dari Badan Pengelola Waduk Cirata, jumlah jaring apung mencapai 60.000 unit. Sementara menurut warga setempat, jumlahnya sudah berkembang hingga lebih dari 70.000 unit saat ini.
Sanitasi air menjadi persoalan. Penumpukan pakan ikan telah mencemari waduk ini. Dinas perhubungan setempat mencatat tak kurang dari 1.524 ton pakan ikan yang diberangkatkan dari Dermaga Jangari ke berbagai jaring apung setiap bulan. Adapun jumlah ikan yang diturunkan mencapai 1.400 ton.
PLTA Cirata juga merupakan Proyek Induk Pembangkit Hidro Jawa Barat (Pikitdro Jabar) yang dapat membangkitkan energi listrik rata-rata sebesar 1.426 juta kilowat/jam pertahun.