Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Jamban Pertama di Kampung Air Garam

15 Agustus 2022   07:54 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:59 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Persoalan lebih besar bukan pada bangunannya. Namun bagaimana mengubah tabiat orang. Mengubah kebiasaan warga agar tak buang kotoran secara sembarangan, bukan perkara gampang. Yali mendapat tantangan.

Warga protes dengan kebiasaan baru tersebut. Menurut mereka, jamban bukan budaya nenek moyang mereka. Selama puluhan tahun mereka sudah terbiasa BAB di sembarang tempat. Di mana-mana.

Tetapi Yali tak kurang akal. Dalam setiap penyuluhan yang dilakukan WVI dan  dinas kesehatan, ia selalu menyertakan Wulep. Bagi orang Papua, kepala suku adalah panutan. Suaranya didengarkan. Perintahnya diikuti.

"Bapa Wulep ini orangnya sangat mengerti meskipun tidak bisa membaca dan menulis. Saya beritahu tentang pentingnya jamban. Saya beritahu kalau anak-anak kami banyak yang meninggal akibat mencret karena buang kotoran sembarangan. Setiap ada pertemuan dia ikut. Beliau setuju dengan saya."

Yali memandang Wulep.

Wulep cerdas. Ia bilang kepada Yali untuk menetapkan denda. Warga yang ketangkap berak sembarangan akan kena denda Rp300 ribu.

"Bapa Wulep yang jaga sendiri di depan jamban,ha-ha-ha. " Yali terbahak.

"Dendanya tinggi sekali?"tanya saya.

Yali menerjemahkan pertanyaan saya. Wulep ketawa mendengarnya.  Ia menjawab dalam bahasa daerah.  

"Bapa Wulep bilang, denda yang tinggi supaya masyarakat taat. Kalau dendanya rendah, pasti dilanggar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun