Tiba-tiba mobile phone Yusup bergetar. Ia buru-buru mengangkatnya. Tetapi yang di seberang menutup telepon. Yusup menelepon balik. Mereka bercakap-cakap dalam bahasa daerah.
"Bapa, saya mohon maaf. Ada salah satu pasien HIV Positif yang saya dampingi, obatnya habis hari ini. Jadi saya jalan dulu. Nanti saya ke sini lagi. Dia tidak boleh alpa minum obat satu hari saja," ujarnya.
Yusup membuka gembok sepedanya. Ini kendaraan andalan Yusup berkeliling Wamena. Ia mengayuh pelan. Lebur dalam keramaian lalulintas kota Wamena. (Lex)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H