Pendampingan
Namun yang lebih penting menurut dia adalah pelatihan dan pendampingan yang dilakukan WVI terhadap para kader MTBSM.
"Pendampingan tidak putus-putus, tetapi berkelanjutan. Belum lagi kunjungan rutin yang dilakukan para fasilitator. Jadi bapa-mama yang menjadi kader terus-menerus ditemani. Sehingga kalau ada persoalan yang dihadapi para kader bisa langsung teratasi. Bapak tahu sendiri bagaimana jauhnya jarak antara kampung dengan pusat kesehatan di sini," kata dia.
Semenjak ada kader MTBSM angka kematian ibu dan anak bisa ditekan. Para kader menurut Regi melakukan pertolongan pertama  terhadap balita dan ibu hamil dengan mengenali tanda-tanda kesakitan awal. Tanda-tanda kesakitan awal ini mula-mula ditangani oleh kader  dengan memberikan obat-obatan. Jika belum sembuh, pasien dirujuk ke Puskesmas.Â
"Tidak jarang kader MTBSM ikut mengantar pasien sampai ke Puskesmas," kata Regi.
Perubahan
Regi merasakan adanya perubahan pada diri para kader setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Selain menguasai cara memberikan pertolongan pada kondisi kesakitan awal, mereka juga menjadi contoh bagi warga di kampungnya.
"Yang saya lihat, kemampuan para kader semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari pelatihan yang terus mereka ikuti. Buku panduan yang dipakai juga sangat sederhana dan langsung bisa dipahami oleh kader," kata Regi.
Bahkan kemampuan beberapa kader ada yang setara dengan petugas kesehatan, terutama dalam menyampaikan pesan tentang makanan bergizi dan kesehatan lingkungan tempat tinggal.
"Saya saksikan sendiri kader memberi obat dan berbicara kepada para pasien. Bagaimana jadwal ibu hamil memeriksakan kesehatan. Bagaimana makanannya. Sudah seperti petugas promkes, promosi kesehatan. Â Mereka sangat meyakinkan kalau bicara," ujarnya.