Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merauke Setelah 13 Tahun

26 Juli 2022   10:16 Diperbarui: 26 Juli 2022   10:31 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dus, dia kawan baik Pak Harto. Sebelum pecah kongsi. Lalu jatuh sakit dan meninggal pada tahun 2004 dalam usia 71 tahun. Moerdani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Dalam Operasi Naga itu ada tentara lain. Seorang dokter. Letnan Satu Ben Mboi. Lengkapnya dr. Aloysius Benedictus Mboi, MPH (1935-2015). Orang Manggarai, Flores. Lulusan Universitas Indonesia. Pensiun Mayor Jenderal. Yang kemudian menjadi Gubernur NTT periode 1978-1988 dan mendapat penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award pada 1986 karena berhasil menghijaukan dan menaikan taraf hidup tiga juta warga NTT. Sang istri, Andi Nafsiah Mboi pada era Presiden SBY diangkat menjadi Menteri Kesehatan. Menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal karena kanker. Hari pertama menjadi menteri, Nafsiah sudah didemo. Gara-garanya Nafsiah melegalkan kondom untuk dipakai bebas.

"Waktu saya bilang kondom boleh dibagikan gratis, salah satu ormas radikal langsung demo dan datang maki-maki saya di kantor. Tapi setelah saya tantang bagaimana menghentikan penularan HIV-AIDS, sebab banyak bapak yang suka 'jajan' di luar, semua pada menunduk," kata Nafsiah dalam sebuah wawancara panjang dengan saya pada pertengahan tahun 2014.

Kisah Operasi Naga dalam rangka Trikora bisa dibaca dalam buku; Ben Mboi, Memoar Seorang Dokter, Prajurit, Pamong Praja.

=000=

Selepas  Tanah Miring, perjalanan melewati padang-padang yang rata. Luas dan masih kosong. Sejauh mata memandang hanya gerumbulan semak dan savana. Musamus, yakni rumah rayap dari rumput yang dipadatkan dengan lumpur muncul di sana-sini. Tingginya sekitar 45 cm. Mirip candi mini. Kalau kita ke Taman Nasional Wasur, silakan berpose di depan musamus setinggi dua meter. Ini hasil kerja rayap dari spesies macrotermes. Mungkin hanya ada di Meroke. Karena itu, menjadi ciri khas daerah ini. Eloknya diambil jadi nama universitas negeri di sana.

Melihat savana saya selalu ingat Sumba. Atau spesifik lagi daerah Kodi yang rata, di bagian barat daya pulau ini. Sebab di Kodi bagian utara ada padang terbuka sejauh mata memandang. Kala kemarau datang, debu beterbangan seperti kabut di udara.

Cuaca di Meroke dan Kumbe sama perangainya. Terang-benderang sekarang. Berubah hujan lebat nanti. Tetapi hanya sebentar.

Begitulah. Di depan Gereja Santo Petrus dan Paulus Kumbe belum ada tanda-tanda turun hujan. Cenderung terang. Begitu pula saat kami berada di rumah Ibu Damiana Samderubun, Kepala SD Santa Theresia. Tetapi ketika kami berpindah ke rumah Subagio, guru di SD Islam Negeri Kumbe, hujan seperti tumpah dari langit. Tiba-tiba deras.

Tak jadi soal, karena tuan rumah menyediakan sajian lebaran. Meja penuh dengan makanan dan minuman.

"Waktu WVI masuk ke sekolah kami untuk melakukan pendampingan, warga muslim di sini pada was-was. Mereka khawatir. Jangan-jangan WVI akan melakukan kristenisasi terhadap anak-anaknya. Tetapi saya bilang pada mereka, WVI ini bukan lembaga agama. Meskipun berbasis Kristen. Mereka lembaga kemanusiaan yang bekerja di bidang pendidikan dan kesehatan. Saya tahu hal ini karena waktu kami di Pantai Kasuari, saya sudah kenal dengan WVI lewat Pak Riswanto. Dan saya sangat yakin dengan cara pendampingannya. Karena itu saya memberi jaminan kepada warga muslim di sini bahwa WVI tidak akan melakukan kristenisasi,"kata Subagio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun