Mohon tunggu...
alex ferry
alex ferry Mohon Tunggu... -

Saya hanyalah orang biasa yg Mencoba mengerjakan Hal hal yg sederhana Namun bermanfaat Buat orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa dalam Pemilukada Jakarta 2012

16 Oktober 2012   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:46 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah siang bolong  dengan mengejutkan pada Senin (19/3/2012) di kantor KPUD, Jalan Budi Kemulian, Jakarta Pusat, Pasangan bakal calon gubernur dan cawagub DKI Jakarta yang diusung PDIP dan Gerindra, Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, tepat pukul 15:30 WIB. Seperti kita ketahui proses “pernikahan” pasangan ini cukup alot dan menegangkan, cukup banyak pihak yang terkejut dengan hasil kesepakatan antara Gerindra dan PDIP tersebut. Padahal banyak calon dari dalam partai PDIP yang ingin ikut dalam pertarungan Pilgub 2012

secara nyata tarik menarik kepentingan antara PDIP dan Gerindra bisa dirasakan di lapangan dalam setiap rapat rapat tim sukses. Ya memang wajar saja dalam setiap koalisi  hal tersebut biasa saja terjadi sama hal nya pada pilpres 2009 lalu dalam tim pemenangan Mega Pro (mega-prabowo)

detik-detik pencalonan Basuki ahok oleh gerinda di jelaskan di berbagai media, Bermula ketika bursa pencalonan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta mulai menghangat, Ahok mendapat pesan singkat dari seseorang yang belum dikenalnya.

"Ahok, kamu dicari oleh Prabowo." Begitu bunyi pesan yang masuk ke BlackBerry mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Namun, bapak tiga anak itu tak begitu menggubris pesan bersangkutan. "Saya cuekin saja, saya kira paling hanya main-main saja," ujar Ahok dalam wawancara khusus dengan di Jakarta, Selasa (20/3/2012).

Ahok kemudian mulai mempercayai pesan itu ketika kerabatnya di Bangka-Belitung mencoba menghubunginya. Ahok mendapat cerita, Prabowo sampai mengutus pengurus Partai Gerindra Bangka-Belitung untuk menghubungi dirinya.

"Mereka (pengurus Gerindra) mengaku bingung karena SMS yang dikirim enggak pernah saya jawab. Telepon juga tidak diangkat," kata Ahok. Singkat cerita Ahok diminta bertemu dengan orang kepercayaan Prabowo di Plaza Indonesia, Jakarta.

Bukannya Ahok yang menemui, melainkan ia menyuruh seorang stafnya. Utusan Ahok ditolak. "Saya hubungi, dia bilang saya ditunggu di Plaza Indonesia pukul 17.00," kenangnya.

Setelah bertemu sang utusan, Ahok diminta untuk bertemu Prabowo di lokasi yang sama pukul 21.00. Ahok hanya menanggapi ajakan itu dengan tawa. "Dia (Prabowo) kan mau mencalonkan kamu sebagai wakil gubernur," ujar Ahok menirukan ucapan orang kepercayaan Prabowo.

Ketika tiba waktu ditentukan, Ahok melihat Hasyim Djojohadikusumo (adik Prabowo) yang mengatakan dirinya ditunggu Prabowo di dalam ruangan.Ahok sempat grogi. "Eh bener nih Pak Prabowo. Dia (Prabowo) menawarkan santap malam, tapi karena saya sudah makan akhirnya hanya memesan air putih," tutur anak pasangan Indra Tjahaja Purnama (alm)-Buniarti Ningsih.

Saat itu berkumpul pula petinggi Gerindra. Ia hanya mengingat, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik ikut hadir. Selama dua jam Ahok berbincang dengan Prabowo mengenai Jakarta. Ia membeberkan tentang sistem tranportasi ideal bagi Jakarta.

Pengalaman selama satu tahun sebagai staf ahli membantu mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, menjadi modal. Sampai akhirnya sebuah keputusan dikeluarkan Prabowo."Saya mau Ahok. Pokoknya Jokowi-Ahok. Ini putusan kita," ujar Prabowo seperti ditirukan Ahok. Saat itu Prabowo lansung meminta M Taufik bertemu PDI Perjuangan untuk berkonsolidasi.

Padahal, saat itu PDI Perjuangan sudah mulai mendekatkan Fauzi Bowo dengan Adang Ruchiyatna (kader PDI Perjuangan). Minggu pun berganti. Berita di berbagai media mengenai pemilukada diwarnai berbagai spekulasi pasangan kandidat.

Sampai hari pendaftaran terakhir di KPU Jakarta, 19 Maret 2012, Ahok belum juga mendapat kepastian. Padahal, Ahok harus mengikuti rapat tim seleksi komisioner KPU di Komisi II DPR. Akhirnya, Ahok melapor ke Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar.

Beberapa saat kemudian, Ahok menerima kabar dari Tjahjo Kumolo. Sekjen PDI-P itu meminta Ahok merapat ke kantor Megawati Institute di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta. "Begitu datang saya disalamin. Katanya Ibu Megawati sudah setuju kamu jadi calon wakil Jokowi," katanya.

Namun paska  “pernikahan “ darurat antara tidak juga terjadi konsolidasi yang baik, kedua pasangan jokowi-basuki sibuk dengan agenda masing masing, padahal kita ketahui “penikahan” tersebut melibatkan banyak tim

Tim Tim awal tersebut antara lain TIM PDIP, TIM GERINDRA, TIM JOKOWI dan TIM BASUKI(AHOK) , tim tim tersebut tentunya memiliki pimpinan pimpinan atau katakan lah coordinator masing masing tim. Proses peleburan dan penggabungan tim tim yang ada tidak di lakukan dengan baik oleh semua pihak yang ada

Semestinya perlu di adakannya silahturahmi awal 4 tim inti tersebut yang kemudian membuat kesepakatan bersama tentang stuktur dan jalur komunikasi yang baik, perwakilan dari TIM PDIP yaitu Boy Sadikin, perwakilan dari TIM Gerindra yaitu Muhammad Taufik , Perwakilan dari TIM Basuki (ahok) yaitu Sunny Tan, namun Perwakilan dari TIM Jokowi tidak jelas. Seharusnya setiap elemen memperkenalkan semua anggota tim dan membagi peran dan fungsinya, namun berdasarkan info jokowi ke Jakarta hanya di temani oleh 4orang dari solo antara lain, mas sigit, mas dodo, mas isnaeni dan mas anggit.

Yang menarik yaitu tim kampanye “kecolongan” oleh langkah jokowi, setelah penetapan calon d DPD PDIP di bilangan Tebet, Jokowi nyelongsor langsung masuk kedalam bus Kopaja dimana semua orang dan Tim terkaget- kaget Karena tidak mengerti, padalah Tim kampanye sudah menyiapkan 4 mobil untuk mengantarkan jokowi ke KPUD.

Sosok Basuki Tjahya Purnama bagi sebagian besar komunitas tionghoa namanya sudah tidak asing lagi. Semenjak kiprahnya menjadi Bupati Belitung Timur dan Bupati Tionghoa pertama di Indonesia banyak orang kagum dan bangga atas prestasi yang beliau ukir apalagi berbagai penghargaan anti korupsi dan penghargaan lain dapat beliau raih. Sosok nya yg sederhana membuat banyak orang terpukau, bahkan Amin Rais sempat memberi beliau penghargaan , apa lagi ketika Ahok bercerita nyaris orang-orang dengan cepat dapat langsung percaya dan jatuh cinta kepadanya.

Namun langkah kuda ahok seringkali disalah mengerti banyak orang sebagai orang yang gila jabatan atau birahi tinggi politik yang kelewat tinggi, masyarakat tionghoa kebanyakan tidak menyukai gerak gerik semacam itu, sebut saja organisasi-organisasi Tionghoa seperti INTI dan rekan2 Jaringan tionghoa Muda yang selalu kritis terhadap beliau, perlu kita pahami bahwa kondisi bangsa saat ini sedang tidak wajar, terlebih partai politik kita yang sedemikian rusak dari tingkat kampong hingga nasional. Money Politic menguasai  partai partai politik kita. Nyaris orang bersih sulit masuk parlemen.

Masyarakat Tionghoa juga dibuat gelagapan atas kekritisan dan kevokalan  ahok terhadap praktek korupsi dikalangan pengusaha tionghoa, beliau menganggap organisasi tionghoa tidak memiliki keberanian mengkritisi pengusaha tionghoa yang abu abu dan anasionalis. Selain pengusaha tionghoa abu abu , ahok sangat dikagumi dan didukung sehingga bisa mewakili tionghoa nasionalis dan bersih.

Di sisi lain banyak kalangan komunitas Kristen sangat mendukung sikap dan prestasi yang dibuat ahok, manakala tidak ada lagi kader Kristen yang memiliki prestasi  dan reputasi rekam jejak sebaik ahok. Maka dari itu dukungan penuh diberikan  kepada ahok

Jokowi yang berasal dari solo bagi warga tionghoa di Jakarta memang tidak begitu di kenal  warga tionghoa Jakarta sama seperti warga Jakarta pada umumnya. Akan tetapi sosok jokowi di solo bukan lah orang asing, sampai sampai Jokowi diberi penghargaaan oleh komunitas tionghoa di Solo pada bulan febuari ketika perayaan imlek 2012 oleh komunitas tionghoa di Solo, tak lupa jokowi pun sempat menghampiri kelenteng tien kok sie , solo ketika imlek yang di hadiri oleh 1500 orang .

Jokowi pun sangat toleran perhatian terhadap komunitas, orang dan budaya tionghoa di Solo, beliau memahami peran dan partisipasi masyarakat tionghoa di Solo,beliau pun sangat mengenal  sosok tionghoa seperti dokter OEN  dapat di katakan proses asimilasi dan intergrasi orang tionghoa di Solo berjalan dengan sangat baik

Jelang masa kampanye seperti masyarakat kebanyakan masyarakat tionghoa melakukan banyak kegiatan dan konsolidasi menggalang dukungan dukungan kepada para calon gubernur dan wakil gubernur. Tercatat  Perhimpunan INTI i menggelar acara hari Sabtu, 26 Mei lalu. berlangsung di sekretariat Perhimpunan INTI, MGK Kemayoran, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi memaparkan bahwa dalam bekerja ia selalu membuat perencanaan. Selain itu, data atau angka statistik selalu menjadi pegangannya. “Saya lebih senang survei dari lembaga independen yang menghasilkan angka – angka fakta bukan angka – angka yang menyenangkan atasan,” ucapnya. Dalam bekerja, konsistensi juga diperlukan baik untuk target jangka pendek maupun jangka panjang. Kerja juga harus lebih detail atau terperinci.

Walaupun demikian sikap perhimpunan INTI dalam pemilukada 2012 adalah tetap netral "INTI sendiri sesuai AD-ART dan visi-misinya tetap netral," Tempo, Jumat, 15 Juni 2012, Anggota INTI berhak memilih calon gubernur mereka.

Untuk memudahkan anggota menilai visi dan misi para cagub, INTI Jakarta menggelar dialog dengan mereka secara terpisah dari 16-23juni. Sekitar 300 anggota INTI akan ikut berdialog. Lima pasangan calon setuju. Dialog pertama akan digelar petang ini di Restoran New Tawang, Jakarta Pusat, dengan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Selanjutnya, Sabtu, 16 Juni, dengan cagub incumbent Fauzi Bowo dan cawagub Nachrowi Ramli di Restoran Raja Kuring, Jakarta Utara.

Dialog ketiga menghadirkan Alex Noerdin dan Nono Sampono, Minggu, 17 Juni, di Restoran Nelayan, Ancol, Jakarta Utara. Disusul dialog dengan Faisal Basri dan Biem Triani Benjamin, Jumat, 22 Juni, di Restoran Raja Kuring, Jakarta Utara. Terakhir adalah dengan pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini pada Sabtu, 23 Juni, di tempat yang sama.

Pasangan Hendardji Supandji dan Ahmad Riza Patria adalah satu-satunya yang tidak ikut. Kata Hendardji, pihaknya memang tidak berpartisipasi karena biaya dialog harus ditanggung oleh pasangan cagub-cawagub.  Dapat di simpulkan warga tionghoa begitu beragam dalam pilihan politik dan orang tionghoa terlibat aktif dan hampir ada pada setiap calon gubernur

Yang menarik Selain tersebut ada juga acara yang dilaksanakan oleh Fordeka pada Selasa 3 Juli 2012 berlangsung dengan meriah, menurut ketua panitia F Alexander Ferry  awalnya acara tersebut hanya dihadiri oleh 800 orang namun tidak diduga peserta yang hadir mencapai 1500 warga tionghoa padahal acara yang rencananya di hadiri oleh Jokowi  pada pukul 19.00 molor hingga jam 22.00 para hadirin pun dengan sabar menunggu kehadiran Jokowi,  warga tionghoa yang  hadir Nampak sangat bersemangat menyambut kedatangan Jokowi.

Muncul pula kelompok kelompok warga tionghoa yang mendukung pasangan jokowi ahok, mereka terlibat mulai dari mengumpulkan dana, membeli bahan baju kotak kotak , membuat bahan, mendistribusikan hingga menjualnya satu persatu, pengalangan pun terus menerus di lakukan. Bukan hanya baju yang di produksi namun atribut dan logistic lainnya seperti spanduk, VCD, topi, Rompi, jaket dan lain sebagainya juga di produksi. Beberapa relawan diantaranya Sunny Tan, Tommy, Sofie, Sudiono Chung, Lo Djin Fon, Herman, Soedrajat, dan  Jerry widjaja dll

Dari kalangan tionghoa muda juga tidak mau ketinggalan  terlibat mulai dari aktifitas di dunia maya hingga gerakan menari flash mob, mereka terlibat aktif menjadi relawan secara sukarela memenangkan jokowi basuki, melalui blackberry messenger,  forum diskusi di Kaskus.us , gerakan @jasmev20 di twitter dan video parody di youtube Jokowi Basuki adalah beberapa diantaranya

Pasca kemenangan jokowi dan basuki, Lembaga Survey Indonesia merilis exit poll dan beberapa point diantaranya adalah menyimpulkan bahwa warga tionghoa Jakarta 100% memilih pasangan Jokowi basuki Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok, berada di posisi teratas dalam exit poll yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat LSI. Direktur Utama LSI, Saiful Mujani, mengatakan bahwa basis dukungan Jokowi-Ahok paling solid berasal dari etnis Tionghoa.

"Jokowi-Ahok mendapatkan dukungan 100% penuh dari warga dengan etnis Tionghoa," ucap Saiful, Rabu (11/7/2012), di kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat.

Dari hasil exit poll LSI, dukungan Jokowi-Ahok yang didapat dari warga dengan etnis Tionghoa bulat 100 persen. Sementara, dari etnis Jawa mencapai 55,9 persen.Sebagaimana diketahui, pasangan Jokowi-Ahok memiliki kultur yang kuat di kedua etnis itu. Jokowi lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah. Sementara Ahok memang keturunan Tionghoa.

Sedangkan kandidat Foke-Nara basis dukungannya didapat dari etnis Betawi 48,3 persen dan Sunda 43,1 Persen.Jika dilihat dari demografi pemilih berdasarkan agama, kandidat Jokowi-Ahok disokong 77,1 persen pemilih beragama Protestan dan 76,9 persen pemilih beragama Katolik.

"Jokowi-Ahok ini terlihat menarik keberagaman di masyarakat Jakarta. Kalau dia mampu menarik 100 persen warga Tionghoa, itu sudah dapat 15 persen suara di DKI," papar Saiful.

Hal lainnya yang membuat dukungan Jokowi-Ahok meningkat drastis saat pemilihan adalah mesin parpol yakni PDI-P. Pasalnya, pasangan ini awalnya sulit menembus kalangan masyarakat kelas bawah yang dikuasi Foke-Nara.

Sayangnya dalam survey diatas tidak ada satupun organisasi tionghoa atau pun tokoh tionghoa yang menanggapai  hasil survey tersebut sehingga seakan akan survey tersebut menjadi benar adanya dan benar benar di yakini juga di putaran kedua, terbukti hampir di kantong suara jokowi basuki di kawasan pemukiman warga tionghoa , jokowi basuki mengalami kemenangan mutlak

Sempat terjadi ke khawatiran sebagian warga tionghoa dengan memanasnya pertarungan pemilu kepala daerah Jakarta dikarenakan pelanggaran pelanggaran Pemilu dengan menggunakan isu atau sentiment SARA, salah satunya kasus Rhoma Irama yang menyampaikan bahwa orang tua jokowi adalah non muslim dalam sebuah ceramah, belum lagi berbagai isu SARA yang di tujukan kepada Ahok  yang sedemikian luar biasa, tak pelak tulisan “anti cina” sempat mewarnai  sudut  sudut pemukiman warga tionghoa bahkan di Bus Umum, selebaran dan spanduk gelap SARA juga sempat beredar menjelang pemilihan dalam putaran kedua. Ada juga isu bahwa ahok hanyalah boneka prabowo namun semua itu akhirnya tidak di hiraukan oleh pemilih.

Dengan berakhirnya pemilukada Jakarta dengan damai, Menurut Benny G Setiono Ketua Perhimpunan INTI Jakarta kemenangan ini merupakan kemajuan dan hal yang luar biasa. "Kemenangan suara pasangan Jokowi-Ahok adalah bukti bahwa dari etnis Tionghoa juga mampu memimpin bangsa. Mengingat Ahok adalah sosok yang mewakili warga Tionghoa. Sumartono Hadinoto, tokoh tionghoa Solo sekaligus pengurus Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) menilai pasangan Jokowi-Ahok diterima rakyat Jakarta dengan tidak melihat latar belakang, suku, agama, ras dan golongan. ”Warga Jakarta telah mengerti bangunan demokrasi dengan memilih figur yang tepat,”

Partisipasi politik warga tionghoa dalam pemilukada 2012 mengalami kenaikkan signifikan seiring partisipasi warga secara umum. Sosok kepemimpinan jokowi basuki yang inspiratif dan humble,telah menggerakan warga sehingga warga dapat berpartisapasi , terlibat aktif dalam mencari tahu sosok calon, menggalang dukungan pemilih. Tentunya kesemuanya di mungkinkan  didalam alam demokrasi saat ini, sebagian sudah mulai melupakan tragedy politik yang pernah menghantui warga tionghoa.

Pemiliukada Jakarta 2012 telah berakhir menyisahkan pelanggaran pemilu yang kesemuanya terhenti dengan kemenangan jokowi basuki, potensi konflik SARA , Mafia/kejahatan terorganisir Jakarta , kriminalitas dan keamanan tetap lah ada yang nanti nya menjadi PR Jokowi Basuki yang menjadi tanda Tanya besar kita

15 Oktober 2012 lalu jokowi basuki resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur  Jakarta, Saat ini seluruh warga Jakarta menunggu perubahan Jakarta menjadi Jakarta baru, sinisme dan pesimisme di hari pertama setelah pemilihan pun langsung bermunculan. Tak terkecuali dari sebagian kecil kalangan tionghoa yang tetap meragukan kinerja jokowi basuki. Sementara sebagian besar menaruh harapan besar dan optimis akan kinerja keduannya menuju Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun