Mohon tunggu...
Spartacus
Spartacus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Gladiator DPR!

5 April 2016   03:36 Diperbarui: 5 April 2016   03:38 4282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah disadari atau tidak, entah karena kesadaran atau perintah PDIP, perintah Presiden atau nafsu bertarung Adian tapi nampaknya peran Adian Napitupulu dalam melindungi Presiden tetap dijalankannya baik semasa pilpres maupun setelah pilpres selesai. Adian tetap memposisikan di garda terdepan mengamankan sikap PDIP sebagai partai yg melahirkan Jokowi dan bertekad akan mengamankan Pemerintahan Jokowi.

Lewat karakternya yang memang terkenal ceplas-ceplos dalam berbicara, bahkan track recordnya saat pilpres yang mampu 'menggoda' Prabowo dengan sebutan pengurus kuda yang baik, Adian mampu mengelola langkah politiknya dengan matang. Jauh lebih matang dibanding para pimpinan DPR yg dilawannya.

Diatas kertas dengan posisi di partai masing-masing yang cukup kuat ditambah dengan posisi di DPR RI, harusnya Setya Novanto dan Fahri Hamzah mampu berdiri lebih kuat dan tidak tergoyahkan secara politik. Namun kenyataan justru bicara lain. Karena adian meski PDIP tidak secara terang-terangan memberikan dukungan terhadap langkah-langkahnya, namun sejumlah senior partai moncong putih ini seolah memberikan kesempatan luas kepada adian untuk bertarung sebebas-bebasnya.

Kini setelah ditinggalkan koleganya, Setnov dan berikutnya menyusul Fahri Hamzah, Fadli zon nampaknya harus lebih berhati-hati. Bergabung saja kalah apalagi sekarang Fadli Zon tertinggal sendirian!

Saat ini banyak mata pengamat politik dalam dan luar negeri yg sedang menanti pertarungan Adian berikutnya dalam Colloseum DPR. Ada yg menduga Adian sudah berhenti tapi ada yg menduga Adian sedang mengasah pedang, melatih otot dan merumuskan jurus jurus baru untuk pertarungan berikutnya.

Wassalam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun