Mohon tunggu...
Spartacus
Spartacus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Gladiator DPR!

5 April 2016   03:36 Diperbarui: 5 April 2016   03:38 4282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke "Gila" an semakin sempurna karena belum selesai kasus Fahri Hamzah, Adian justeru kembali mengadukan 2 pimpinan DPR lainnya yaitu Setya Novanto dan Fadli Zon ke Mahkamah Kehormatan Dewan terkait pertemuan keduanya dengan Donald Trump.
Lawan Adian Tidak tanggung2, satu dari dua pimpinan DPR itu justeru sedang menjabat sebagai ketua DPR.

Ibarat pertarungan Gladiator, Adian bertarung melawan 3 gladiator sekaligus. 557 Anggota DPR dan sekian banyak pemerhati politik, jurnalis, aktivis dan Rakyat seperti menahan nafas melihat kenekatan Adian. Secara pengalaman politik Adian tentu sangat tidak masuk hitungan ketika dia berhadapan dengan 3 pimpinan DPR sekaligus. Jika ada pasar taruhan bisa dipastikan banyak yang akan menduga Adian akan terkapar berdarah darah dengan tulang patah patah dalam hitungan detik.

Benarkah demikian? Di luar dugaan Adian mampu berkelit dari berbagai serangan sembari terus menberikan pukulan2 telak ke 3 pimpinan DPR itu bergantian. Ibarat Gladiator sungguhan Adian melompat kiri melompat kanan, menunduk sambil menghujamkan pedang nya bergantian. Di akhir persidangan MKD memutuskan bahwa ketiga pimpinan DPR dikenakan sanksi ringan. Sanksi yang dalam sejarah DPR baru kali ini dijatuhkan pada 3 pimpinan DPR sekaligus.

Senior senior Adian di PDIP sepertinya sengaja membiarkan Adian melatih kemampuan politik nya langsung di arena real. Banyak senior2 PDIP yg sudah mengenal Adian sejak peristiwa 27 Juli 1996 dengan bijak tidak mencampuri pertarungan Adian melawan 3 pimpinab DPR. Mereka yg memahami Adian sadar bahwa walaupun baru 10 bulan di DPR tapi Adian sudah ditempa perlawanan panjang di jalanan melawan rezim Soeharto. Mereka tahu bahwa Adian bukan politisi karbitan yg lahir dari ketiak orang tuanya.

Pertarungan berikutnya bagi Adian haruslah menjadi tusukan pedang yg "mematikan" bagi Setya Novanto. Momentum itu datang saat Setya Novanto harus berurusan dengan MKD untuk kedua kalinya.

Pengaduan menteri ESDM di manfaatkan dengan baik oleh Adian untuk menyelesaikan babak pertarungannya dengan Setya Novanto.

Di babak penentuan ini Adian betul betul menggunakan semua jaringan politiknya di berbagai partai, akademisi, kampus hingga Demonstran untuk bergerak menyerang bersama sama.

Banyak yg kemudian terkejut ketika sikap anggota DPR di KMP menjadi terbelah dalam pro kontra di Kasus "Papa Minta Saham" ini. Tapi jika dicermati Adian sepertinya juga memiliki jaringan kuat lintas partai di dalam DPR yg tidak terlihat tetapi siap bergerak ketika momentum nya telah datang dan matang.

Kasus Papa Minta Saham berhasil memaksa politisi Partai Golkar ini harus terdongkel dari kursi Ketua DPR RI. Disini kepiawaian politik Adian melawan kekuatan loby dan uang jelas terlihat. ia mampu menciptakan gelombang kesadaran di kalangan anggota DPR RI hingga bereaksi secara keras lewat aksi "Save DPR" yang membangkitkan dukungan masyarakat baik di media sosial maupun dalam bentuk aksi jalanan.

Kini, Fahri Hamzah. Meski pemecatan dari Mahkamah Partai lebih mencerminkan adanya "persoalan internal" di tubuh PKS, namun dalam pertarungannya di DPR, Fahri Hamzah kali ini harus mengakui bahwa langkah-langkah politiknya kalah piawai dengan langkah-langkah politik seorang Adian Napitupulu, yang tidak memiliki posisi berpengaruh di partainya (Bukan bagian DPP PDI Perjuangan) namun mampu membangun dukungan baik di internal maupun di eksternal partainya. Suka tidak suka, kecaman Adian ternyata mendapat sambutan di internal partai PKS yang mungkin memang sudah merasakan langkah avonturir seorang Fahri Hamzah.

Dalam kacamata politik, langkah Adian meski tidak terucap dalam pernyataanya ternyata mampu menggeser fokus dan sorotan politik publik yang tadinya melulu menyerang pemerintahan Presiden Jokowi berhasil dialihkan Adian dengan manuver yg manis beralih menyerang tiga pimpinan DPR. Adian dengan sangat cerdas melindungi Jokowi dengan membuka perang tanding di dalam Colloseum DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun