Mohon tunggu...
Spartacus
Spartacus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Gladiator DPR!

5 April 2016   03:36 Diperbarui: 5 April 2016   03:38 4282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertarungan politik para legislator di DPR RI semakin hari semakin menarik. Layaknya gladiator yang dipertandingkan di Colosseum menilik sejarah Romawi kuno, sebagian berhasil memenangkan pertarungan demi pertarungan dengan terhormat sementara sebagian lainnya harus menempuh cara-cara kotor untuk menang, yang lebih parah lagi sebagian lainnya ternyata ada yang memilih mengumpulkan pundi rupiah dalam diam dan cenderung menghindari gelanggang.

Tontonan di awal masa jabatan terlihat jelas sejak DPR seolah 'terbelah' menjadi dua kubu, KMP (Koalisi Merah Putih) dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) dimana lewat UU MD3, akhirnya KMP berhasil menyapu bersih kursi pimpinan DPR RI hingga pimpinan di komisi-komisi DPR.

Pasca itu, situasi memang terlihat sedikit mereda, tawuran yang melibatkan gerbong-gerbong politik nampaknya tidak menjadi pilihan. masing-masing pihak mencoba untuk melebur. Hingga kenyataan politik memaksa satu per satu partai pendukung Koalisi Merah Putih menyatakan dukungannya dan keinginan untuk bergabung di pemerintahan Jokowi yang didukung oleh Koalisi Indonesia Hebat.

Namun harus diingat, sejumlah politisi yang memang memiliki kemampuan menonjol dan idola media terus mendapatkan panggungnya. Disinilah pertarungan sebenarnya dimulai, dimana figur-figur politisi yang memiliki karakter dengan sendirinya akan tampil dan menjadi sorotan.

Dua kasus terakhir yang cukup menguras rasa ingin tahu publik adalah pertarungan yang melibatkan para pimpinan DPR vs kelompok anggota DPR lintas partai yang dimotori oleh Adian Napitupulu. Dimana dalam prosesnya tidak tanggung-tanggung mampu mendongkel Setya Novanto dari kursi pimpinan dewan dan berikutnya Fahri Hamzah yang saat ini terpojok karena dipecat oleh Partainya PKS.

Setya Novanto, Fahri Hamzah dan Fadli Zon, sangat menonjol di awal terbentuknya DPR RI hasil pemilu 2014.Posisi masing-masing yang cukup berpengaruh di partainya, ditunjang dengan kedudukan ketiganya yang merupakan Ketua dan wakil ketua DPR RI membuat langkah politik yang diambil seolah tidak tergoyahkan. sebagai gladiator, ketiganya merupakan anak emas bagi 'pemilik' (baca: partai) masing-masing.

Disisi lain ada Adian Napitupulu, pendiri Forum Kota, angkatan 1998 yang sempat merajai jalanan ibukota dan menggemparkan republik lewat aksi-aksi mahasiswa di era reformasi hingga pasca reformasi. Terdidik dan terlatih bertarung tanpa dukungan politik dari partai, mahir mengorganisir rakyat dan tajam dalam melontarkan kritik keras ke DPR hingga pemerintahan.

Di sidang Paripurna pertama sesaat setelah dirinya dilantik, Adian seolah menabuh genderang perang melawan dominasi KMP yg dalam komposisi keanggotaan di DPR unggul secara jumlah. Tidak tanggung tanggung setelah hujan Interupsi dari berbagai penjuru arah, Adian dengan tenang maju ke depan meja pimpinan sidang yg di pimpin Ceu Popong. Majunya Adian diikuti beberapa anggota DPR lainnya dari KIH dan berujung pada keributan, saling dorong hingga hilangnya palu sidang yg mengakibatkan sidang paripurna pertama itu diskorsing selama 4 jam.

Berikutnya Lontaran "anggota DPR rada rada blo'on" yang terucap dari Fahri Hamzah dalam sebuah acara talk show disalah satu TV swasta menjadi genderang perang ke dua yg dengan lincah dan berani dimainkan Adian.

Pernyataan Fahri Hamzah itu tidak hanya dibalas dengan kritik keras oleh Adian Napitupulu tetapi lebih dari itu Adian yg baru 10 bulan menjadi anggota DPR RI bahkan mengadukan Fahri Hsmzah yg sudah 3 periode di DPR RI dan menjadi salah satu pimpinan DPR itu ke Mahkamah Kehormatan Dewan.

Saat itu banyak yg menduga Adian pasti akan terjungkal melawan Fahri Hamzah yg lebih sudah 10 tahun bertarung di Colloseum DPR namun dalam berbagai wawancara TV terkait pengaduan terhadap Fahri Hamzah ke MKD, tidak ada sedikitpun ekspresi kegentaran Adian. Adian menunjukan ketenangan diri luar biasa yg menunjukan bahwa Adian sudah menghitung matang dan sangat memahami medan pertempurannya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun