Setelah berbentuk persegi panjang, lipat kembali adonan menjadi 3, diamkan kembali dengan ditutup plastic wrap di dalam kulkas selama 12 jam.
Setelah menunggu lama, saatnya membentuk croissant. Mulai dari proses ini, pengerjaan harus sangat cepat untuk mencegah melelehnya lapisan butter tipis pada adonan.Â
Taburkan tepung untuk mencegah lengket, keluarkan adonan yang dingin lalu mulai pipihkan sampai kurang lebih berukuran panjang 60 cm dan lebar 30 cm, dengan ketebalan 1 cm.
Setelah itu, potong adonan dengan pisau menjadi persegi panjang sempurna, sisihkan potongan sisanya lalu potong-potong adonan menjadi segitiga, dengan alas 10 cm (Lihat gambar dibawah).
Setelah dibentuk dan sudah diletakkan di loyang, tutupi kain basah atau plastic wrap dan diamkan selama 2 jam di suhu ruangan sebelum dipanggang.
Panggang adonan selama 40 menit dengan suhu 190 derajat Celcius, atau dengan api sedang-besar pada oven tangkring. Seisi rumah akan wangi seperti toko roti dan pada akhirnya croissant sudah matang. Croissant dapat dimakan selagi hangat dan dapat tahan selama 3 hari. Tapi biasanya sih 30 menit saja sudah ludes.
Bagaimana pemirsa? Susah bukan membuatnya? Panjang sekali perjuangan untuk membuat croissant tradisional. Tapi bagi yang ingin cepat, fermentasi selama 4 sampai 6 jam per sekali fermentasi sudah cukup.
Begitulah cara membuat salah satu pastry tersulit di dunia. Selamat ber-akhir pekan dan (mungkin) selamat mencoba! Jangan lupa tetap jaga kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H