Mohon tunggu...
Abdullah Sammy
Abdullah Sammy Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarah Politik UI

Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarawan dari Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hari-hari Jelang Eksekusi

19 Januari 2015   05:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:51 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421594672774565196

Hasan sekaligus memberi tahu bahwa esok Ibrahim sudah ditutupi kain kafan jenazah. Kabar pun sontak membuat Ibrahim menjerit tak keruan. Dia meraung-raung menangis, mohon ampun. Dia meminta waktu eksekusi ditunda untuk keesokan harinya.

Tapi, apa daya, waktu yang sudah ditetapkan kejaksaan tak bisa ditawar lagi. Ibrahim bersama Jurit dan Suryadi harus segera melangkah menuju kursi eksekusi.

Seluruh petugas Lapas Batu Nusakambangan tak tega menyaksikan momen menyedihkan itu. Karena itulah, pihak Lapas Batu memutuskan menitipkan Suryadi, Jurit, dan Ibrahim ke Lapas Besi yang masih berada di Kompleks Nusakambangan.

Hasan turut menemani ketiganya saat menghabiskan jam-jam terakhirnya di Lapas Besi. Hasan pula yang menemani ketiga napi itu saat dibawa dari Lapas Besi pada Kamis (16/5), sekitar pukul 23.00, ke lokasi eksekusi di tengah hutan.

Sebelum beranjak ke tengah hutan, keduanya sempat singgah ke Lapas Nirbaya, Nusakambangan, yang sudah tak berpenghuni. Di sana, ketiga napi itu menjalankan aktivitas terakhirnya sebelum ditembak mati. Aktivitas itu adalah shalat tobat yang dipimpin oleh Hasan.

“Saya lalu memberikan tiga buah baju (jubah) putih untuk dipakai shalat terakhir,” terang Hasan.

Selepas shalat itu, Suryadi, Jurit, dan Ibrahim spontan menangis bersama. Ketiganya memeluk Hasan. Jurit dan Ibrahim memeluk kaki kanan dan kiri sang pembimbing rohani. Sedangkan, Suryadi memeluk erat tubuh Hasan. Sambil menangis, ketiganya satu sama lain berucap. “Saya mohon ampun ....” Ada pula yang berucap, “Saya minta maaf, ya Allah ....”

Berbalut peluk dan tangisan di tubuhnya membuat Hasan tak kuasa lagi bicara. “Jujur, saya juga sangat sedih. Saya ingin menangis, tapi saya terus coba kuatkan mereka.”

Selepas shalat itu, muncul tim dari polisi dan kejaksaan yang memberi tahu bahwa proses eksekusi telah tiba. Satu per satu dari ketiganya akan dieksekusi secara bergantian.

Petugas pun bertanya, “Siapa bersedia untuk menjadi yang pertama?” Tiba-tiba Ibrahim mengacungkan jarinya. Dia beranjak pamit kepada Hasan, Jurit, dan Suryadi. Dia menyerahkan kedua tangannya untuk diikat menuju kursi eksekusi mati.

Mendadak tangisan hilang dari wajah Ibrahim. Dia lantas duduk di kursi eksekusi. Bagian jantung Ibrahim lantas diberi tanda lingkaran sebagai target tembakan yang akan mematikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun