Mohon tunggu...
Abdullah Sammy
Abdullah Sammy Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarah Politik UI

Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarawan dari Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hari-hari Jelang Eksekusi

19 Januari 2015   05:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:51 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421594672774565196

Oleh Hasan, ketiganya juga diberi pemahaman bahwa sekalipun tak ada ampun bagi mereka di dunia, di akhirat Allah akan mengampuni hambanya yang bertobat. “Siraman-siraman rohani itu yang terus saya berikan menjelang waktu eksekusi,” terang Hasan.

Hasan mengaku, tugas membimbing napi menjelang eksekusi mati bukan baru pertama kali dia lakukan. Sebab, selama ini, Hasanlah yang selalu membimbing napi beragama Islam menjelang eksekusi kematian.

Umumnya, kata Hasan, napi yang hendak dieksekusi dilanda stres hebat. Bahkan, beberapa ada yang terganggu kejiwaannya dan mencoba bunuh diri. “Tapi, Suryadi, Jurit, dan Ibrahim sangat berbeda. Terutama, nanti, jelang detik-detik eksekusi,” kata Hasan.

Tidak hanya Hasan yang menyaksikan Suryadi, Jurit, dan Hasan melalui hari-harinya. Sejumlah petugas di Lapas Batu Nusakambangan harus menahan linangan air mata, melihat hari-hari terakhir ketiganya di dunia.

Petugas lapas Batu, Salim, mengisahkan pada Republika bahwa Suryadi, Jurit, dan Ibrahim sudah seperti keluarganya. Sebab, selama puluhan tahun, dia selalu menemani ketiganya di dalam penjara. Ketiganya hidup sebatang kara. Nyaris tak pernah dijenguk oleh keluarganya.

Jadilah petugas lapas menjadi tempat curahan hati bagi Suryadi, Jurit, dan Ibrahim. Sebaliknya, ketiga napi itu pun jadi teman si petugas dalam kesehariannya. Mereka kerap berbagi canda, gurau, dan kisah sedihnya pada petugas.

“Mereka itu baik, tidak pernah berulah, dan rajin beribadah,” ucap Salim. Sang petugas menilai, puluhan tahun di Nusakambangan telah menyadarkan ketiga pembunuh sadis itu. Kejahatan memang dilakukan Suryadi, Jurit, dan Ibrahim pada masa mudanya. Tapi, pada masa tua, ketiganya sudah menemukan kembali jalan hidup sesungguhnya.

Namun, jalan hidup ketiganya itu harus segera berakhir ketika Mei datang. Itulah saatnya bagi petugas untuk memberi tahu bahwa waktu eksekusi telah tiba. Bersamaan dengan itu, ketiganya diberi kesempatan untuk mengucapkan permintaan terakhirnya.

“Ketiganya diisolasi dari kehidupannya di lapas untuk mempersiapkan proses eksekusi,” terang Salim.

Proses isolasi dilakukan sepekan sebelum waktu eksekusi mati dilakukan. Saat proses isolasi ini, Hasan Makarim makin sering berjumpa Jurit, Ibrahim, dan Suryadi.

Namun, kendati sudah diisolasi, ketiganya masih belum tahu kapan hari eksekusi mati itu. Ketiganya hanya tahu kini saatnya bagi mereka mengucap permintaan terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun