Duh,sial sekali,dari sekian banyak murid.Kenapa harus aku yang ditunjuk.Ivy di sebelah sudah tertawa cekikian.
“Saya bu, bisa dengan menerapkan toleransi antar umat beragama.Atau dengan tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan beragama” Tapi,aku tetap menjawab pernyataan dengan mantap.
Kulihat Ivy yang tawa cekikikannya berhenti,mungkin dia menyangka aku tak bisa menjawab pertanyaan itu.Saat aku melihat arah lain,sudut mataku menatap hal yang ganjil.Bram memperhatikanku. Aku tidak sadar kalau pipiku memerah.Hingga bel jam istirahat berbunyi membuyarkan semuanya.Ivy mengajak ke kantin,dia lapar.
Sebenarnya,ada banyak sekali kisah yang ingin kuceritakan, kuketik dalam diary harian di laptop.Atau mempostingnya di platform menulis seperti Wattpad. Jujur,aku suka menulis,akan tetapi,aku ingat,tidak boleh ada kisah romansa dalam kisahku.Dan juga,untuk mengejar waktu.Dengan sangat berat hati,aku menutup cerita ini disini.Entahlah,lain kali mungkin aku akan melanjutkan kisah yang masih panjang ini.
~ al , 24 februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H