Mohon tunggu...
Pendidikan

Hukum Aksi Reaksi

10 Mei 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Si Jhonny tiba-tiba semangat untuk lomba bulan depan “ katanya datar

“ oh ya? Bukannya bagus ya? “ balasku tak kalah datar

“ iya sih. Saya yang mungkin tak punya waktu untuk menemani mereka latihan “

“ yaa… iya sih… serahkan saja mereka latihan sendiri. Sisanya baru diarahkan “

Pak Adi diam. Aku diam. Terik matahari mungkin membuat kami sulit untuk berpikir lebih. (baca: malas untuk berpikir lebih)

Keesokan harinya, kutemukan Jhonny tertidur di kelasku. Nyenyak sekali. Badannya penuh peluh. Dengan mulut basah dengan air yang diminum terburu-buru. Aku ingin sekali memarahinya. Rasanya tak pernah kuajarkan kesopanan dengan tertidur pulas di kelas matematika.

“ kau tak akan paham teorema D’hospital ini bila tak mengikuti kelasku dengan baik. Bagaimana caranya mencari limit xkuadrat ditambah 2x per 7x pangkat empat? Bagaimana?“ anak-anak melongo. Sama sekali tak mengerti dengan yang aku katakan.

“ dia akhir-akhir ini latihan tiap hari untuk gerak jalan bulan depan bu. Datang ke sekolah jam 4 pagi dan meminpin latihan teman-teman yang lain. Mungkin dia kurang tidur “ salah seorang menjawab. Aku tertegun saja. Entah bahagia atau bagaimana.

“ di satu sisi itu bagus. Bersemangat. Tapi di sisi lain? Tanggung jawab juga perlu diemban. Tugas utama kalian apa? Sebagai siswa bukan? Menerima pelajaran sehari-hari bukan? “

“ hukum aksi-reaksi bu “ Jhonny terbangun dan melap air liur dari mulutnya. Matanya yang sudah besar itu tambah dibesar-besarkan. Tak biasanya dia begini. Jujur saja. Dia merupakan salah satu murid yang paling tidak kusukai. Peribut dan tidak berisi. Sampai aku membunyikan hukum aksi-reaksi sir Isac Newton. Tampaknya dia setuju dengan gejala alam yang satu itu.

Aku tersenyum saja. “ lanjutkanlah. Timbulkan reaksi yang dahsyat kalau begitu “ tiba-tiba 7 kata berikut mengubah suasana. Aku tetap berkutat dengan rumus D’Hospital yang tidak pernah dimengerti anak-anak. Jhonny tetap tertidur. Dan anak-anak tetap tak tau apa yang harus mereka lakukan dengan rumus D’Hospital ini. Limit oh limit …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun