Mohon tunggu...
Pendidikan

Hukum Aksi Reaksi

10 Mei 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ apa bu? Equalaksion? Itu kan yang penganut iluminati itu kan? Sudah kuduga. Ajaran ilmuan atheis ini tak perlu kita pelajari. Pasti terkandung pula ajaran-ajarannya didalamnya bu. Itu formula segitiga yang ibu gambarkan. Aku sudah curiga sejak awal “ aku diam saja. Anak ini terlalu banyak menonton video profokasi iluminati dengan keyakinan lain yang diakui secaraofficialdi bumi ini.

“ ehm. Jadi begini ya Jhonny. Arti dari hukum itu sendiri adalah untuk sebuah aksi akan ada setiap reaksi yang setimpal yang dihasilkan. Ya.. mudahnya saja. Ketika saya mendorong dinding ini. Sebenarnya dinding ini mengirimkan reaksi nya juga ke saya. Gaya balik dorongnya. Mudah kan?  Yang kamu maksud itu bukan equalaksion tapi freemanson kaum yang demikian berjaya pada abad pertengahan hingga saat ini, memiliki keyakinan yang jauh berbeda dengan kita. Mereka mempercayaiall one seeing eye. Segitiga formula ini Cuma untuk mempermudah kalian dalam menghapal. Kotak pertama yang paling atas itu berarti pembilang. Masing-masing yang di bawah adalah penyebut. Tutup salah satu yang ingin kamu cari, maka yang lain adalah rumus yang sebenarnya. Seperti jembatan keledai yang sering kalian gunakan untuk menghapal pada saat SD.“

Jidad Jhonny berkerut-kerut membentuk garis tipis diantara kulitnya yang demikian gelap.

“ahh. Tak mengerti aku buk. Dalam kehidupan sehari-hari bagaimana? “ pertanyaan klise sebelum memulai gempuran rumus baru.

“ yaa…  sebelumnya boleh saya tanya sesuatu? apa yang sedang kamu inginkan? “

“ hmmm. Banyak sih bu. Tapi yang paling paling paling saya inginkan saat ini adalah bisa memenangkan perlombaan gerak jalan pada saat turnamen nanti. Saya kan kaptennya “ katanya bangga sembari menepuk-nepuk dada sendiri.

“ oke. Reaksi itu kamu ibaratkan saja hasil turnamen itu. Aksi itu adalah usaha yang harus kamu kerjakan dalam rangka mendapatkan reaksi yang kamu inginkan. Aksi-reaksi sama dengan usaha-hasil. Seperti apa usaha yang kamu lakukan akan seperti itu pula hasilnya “ dialog tak berbobot yang cukup menarik. Anak-anak lain hanya termangu diam. Memperhatikan kami seolah-olah kami adalah pembicara seminar internasional yang sedang membahas terobosan baru obat dari masalah utama di negeri kita. Kemiskinan.

“ oh begitu ya bu? Berarti aku harus bekerja keras untuk mendapatkan apa yang akan membanggakan sekolah kita ini ya bu “

“ indeed “ aku tersenyum. Tak perlu dijawab sebenarnya.

Aku keluar kelas seiring dengan suara bell yang memperingatkan bahwa jam mengajarku telah habis juga. Membawa segala buku dan proyektorke atas. Sekolah kami berbukit. Sehingga perlu tangga dari kayu yang dibuat secara sembarangan untuk naik ke bagian atas bangunan yang baru namun sudah rusak ini. Kaca-kaca yang retak. Mungkin kerena perhitungan yang tidak tepat. Kaca memuai dengan indahnya dan frame yang tidak dipersiapkan untuk space pemuaian itu dan pecahlah sang kaca untuk sesuatu yang sudah tidak porsinya lagi.

Jam megajar telah selesai. Biasanya aku hanya akan duduk di mejaku. Mengerjakan apa yang bisa kukerjakan, atau sekedar mencuri waktu dan mengobrol tentang kehidupan dengan guru favoritku. Aku selalu terkesan dengan semua nasihatnya. Sangat inspiratif. Menurutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun