Mohon tunggu...
Aldo Tona Oscar Septian
Aldo Tona Oscar Septian Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Hukum dengan predikat Cumlaude

Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak merupakan seorang Sarjana Hukum dengan predikat kelulusan "Dengan Pujian (Cumlaude)" dari Universitas Sriwijaya yang mendedikasikan diri untuk melawan seksisme, rasisme, dan fanatisme. Sembari menjalani perkuliahannya dahulu, Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak juga aktif mengikuti magang secara paruh waktu (part time) sebagai Staf HRD dan GA di PT Pinang Witmas Sejati selama 3 (tiga) tahun, menulis artikel-artikel di laman Kompasiana sebagai Blogger, berkontribusi mengelola Indonesia Media Law Review (IMRev) Journal sebagai Reviewer Jurnal, serta menjadi Koordinator dari Program Klinik Etik dan Advokasi yang merupakan program pembelajaran teori dan praktik yang diinisiasi oleh Komisi Yudisial Republik Indonesia bersama beberapa perguruan tinggi di Indonesia termasuk Universitas Sriwijaya sebagai bentuk edukasi dan pencegahan Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran Martabat Hakim (PMKH). Selain itu, Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak juga aktif mengikuti berbagai seminar/webinar, pelatihan, workshop, Focus Group Discussion (FGD), dan penyuluhan/sosialisasi hukum. Saat ini, Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak aktif menulis artikel-artikel sebagai Blogger di laman Kompasiana, Republika Online, dan Opinia yang hingga kini telah menghasilkan total 45 artikel. Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak memiliki akun Instagram @aldotonaoscar yang menjadi wadah baginya untuk membagikan aktivitas sehari-harinya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Dokumenter "Ice Cold": Kasus Jessica-Mirna Kembali Hype, Apa yang Dapat Dipetik?

27 Oktober 2023   15:15 Diperbarui: 27 Oktober 2023   15:17 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : detik.com

Siapa yang tidak mengenal cerita bawang merah dan bawang putih? Sejak kecil cerita ini familiar didengar oleh anak-anak dari Sabang sampai Merauke. Kisah tentang si jahat (Bawang Merah) dan si baik (Bawang Putih) dipertontonkan seakan hidup adalah hitam dan putih.

Kasus Jessica-Mirna seakan punya nada serupa. Dua sahabat perempuan yang kemudian ceritanya dipertontonkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Semula digiring bahwa Jessica pasti bersalah dan jahat, Mirna adalah korban yang innocent. Tak lama kemudian, cerita berubah bahwa Jessica bisa saja dijadikan sebagai "kambing hitam". Saat ini, masing-masing Jessica ataupun Mirna jadi mempunyai supporter sendiri.

Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih seakan jadi real live action dalam kasus persidangan sianida ini. Tentu saja masyarakat Indonesia yang masa kecilnya dicekokin cerita ini jadi merasa familiar dan relate.

Trial of Century Pencerdasan Hukum Untuk Kita

Mulai dari cerita yang sensasional dan tragis; media massa yang intensif; media sosial yang masif; kontroversi dan kebingungan; adanya kasus lain yang terseret; persoalan hukum dan proses pengadilan yang rumit; keterlibatan tokoh terkenal seperti lawyer papan atas, aparat negara, hingga politisi nasional; sampai kepentingan publik yang terasa relevan untuk kasus ini.

Sidang ini dianggap sebagai salah satu sidang paling menarik perhatian publik sepanjang masa di Indonesia. Bagaimanapun, drama sidang ini banyak menghadirkan edukasi dan informasi baru untuk publik khususnya dalam sektor hukum.

Mulai dari peradilan, investigasi, forensik, psikologi, undang-undang, dan sebagainya. Pencerdasan hukum gratis untuk publik! Kapan lagi?

Jadi Ngerti Bahwa Peradilan Pidana Kita Jauh Dari Sempurna

Menurut Erasmus Napitupulu (Direktur Institute for Criminal Justice Reform) dalam cuplikan film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso mengatakan bahwa sistem peradilan pidana di Indonesia masih penuh kekurangan, sangat besar potensi orang ditetapkan bersalah karena kekuasaan hakim yang terlalu besar.

Tentu meninggalnya Mirna dan dipenjaranya Jessica tidak boleh menjadi sesuatu yang menguap begitu saja. Kasus ini harus mengingatkan dan mendorong kita untuk mereformasi sistem peradilan pidana di Indonesia agar hukum betul-betul berpihak kepada keadilan dan kepada mereka yang benar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun