Kenapa sih kasus Jessica-Mirna bisa hype di generasi kita? Memangnya apa sih yang bisa kita petik?
Flashback Awal Mula Kasus Sianida
Kita ingat bahwa kematian Wayan Mirna Salihin menjadi perhatian publik sejak 6 Januari 2016 lalu. Wanita berusia 27 tahun itu dinyatakan keracunan senyawa sianida yang terkandung dalam segelas es kopi Vietnam yang diminumnya saat bertemu dua rekannya yaitu Jessica Kumala Wongso dan Hani di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta.
Sebanyak 32 kali persidangan telah diselesaikan dari awal hingga akhir putusan majelis hakim terhadap Jessica Kumala Wongso atas perkara kematian Wayan Mirna Salihin, Jessica akhirnya divonis pidana penjara selama 20 tahun.
The rest is history, dengan berbagai bumbu drama di dalamnya.
Film Dokumenter "Ice Cold" Menghidupkan Kembali Memori Publik
Kasus pembunuhan dengan kopi sianida yang terjadi pada 6 Januari 2016 lalu kini diangkat menjadi film dokumenter oleh Netflix yang diproduseri oleh Rob Sixsmith. Film dokumenter ini lahir melalui kolaborasi antara Netflix dan Beach House Pictures.
Film ini berdurasi 86 menit dan sudah tayang mulai 28 September 2023 di Netflix. Saat ini, film tersebut kembali mencuri perhatian publik karena misteri-misteri yang masih belum terpecahkan.
Ice Cold sekarang bertengger di top trend dalam aplikasi Netflix.
Teori Agenda Setting Dapat Memperkuatnya
Kita tahu bahwa media merupakan salah satu alat propaganda yang sangat efektif. Pada tahun 1972, McCombs dan Shaw mempopulerkan Teori Agenda Setting yang menunjukkan bahwa media massa mempunyai kekuatan untuk menentukan agenda publik dan apa yang diberitakan secara mendalam.
Riset Nielsen Indonesia mengatakan bahwa jumlah penonton televisi (TV) di kawasan perkotaan seluruh Indonesia mencapai 130 juta orang pada tahun 2023. Dapat dibayangkan saat dulu awal mencuat semua media meliput kasus ini secara serentak.
Dalam filsafat (khususnya ontologi), kita bisa mengerti bahwa misalnya media mempunyai kekuatan untuk membentuk realitas yang berakhir jadi bundelan informasi yang diterima publik. Sungguh mengerikan bukan media?
Orang Indonesia Suka Sinetron Terlebih Lagi Sinetron Sianida
Tidak heran apabila orang Indonesia itu terkenal banget ya suka drama, mulai dari drama di sinetron, drama Korea, drama India, bahkan sampai drama rumah tangga juga semua dinikmatin.
Berdasarkan PT. Nielsen Company Indonesia, sebesar 90 persen orang Indonesia menonton televisi untuk menyaksikan tayangan bergenre drama, bahkan bisa menghabiskan minimal 2,5 jam untuk menonton tayangan sinetron.
Kasus Jessica-Mirna ini juga merupakan drama yang dipertontonkan ke publik. Dengan bumbu-bumbu tangisan, senyuman misterius sampai tokoh-tokoh baru yang setiap minggu diperkenalkan secara baru seakan membuat kasus ini adalah sinetron yang dinantikan setiap harinya. Sinetron Sianida!
Bawang Merah dan Bawang Putih
Siapa yang tidak mengenal cerita bawang merah dan bawang putih? Sejak kecil cerita ini familiar didengar oleh anak-anak dari Sabang sampai Merauke. Kisah tentang si jahat (Bawang Merah) dan si baik (Bawang Putih) dipertontonkan seakan hidup adalah hitam dan putih.
Kasus Jessica-Mirna seakan punya nada serupa. Dua sahabat perempuan yang kemudian ceritanya dipertontonkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Semula digiring bahwa Jessica pasti bersalah dan jahat, Mirna adalah korban yang innocent. Tak lama kemudian, cerita berubah bahwa Jessica bisa saja dijadikan sebagai "kambing hitam". Saat ini, masing-masing Jessica ataupun Mirna jadi mempunyai supporter sendiri.
Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih seakan jadi real live action dalam kasus persidangan sianida ini. Tentu saja masyarakat Indonesia yang masa kecilnya dicekokin cerita ini jadi merasa familiar dan relate.
Trial of Century Pencerdasan Hukum Untuk Kita
Mulai dari cerita yang sensasional dan tragis; media massa yang intensif; media sosial yang masif; kontroversi dan kebingungan; adanya kasus lain yang terseret; persoalan hukum dan proses pengadilan yang rumit; keterlibatan tokoh terkenal seperti lawyer papan atas, aparat negara, hingga politisi nasional; sampai kepentingan publik yang terasa relevan untuk kasus ini.
Sidang ini dianggap sebagai salah satu sidang paling menarik perhatian publik sepanjang masa di Indonesia. Bagaimanapun, drama sidang ini banyak menghadirkan edukasi dan informasi baru untuk publik khususnya dalam sektor hukum.
Mulai dari peradilan, investigasi, forensik, psikologi, undang-undang, dan sebagainya. Pencerdasan hukum gratis untuk publik! Kapan lagi?
Jadi Ngerti Bahwa Peradilan Pidana Kita Jauh Dari Sempurna
Menurut Erasmus Napitupulu (Direktur Institute for Criminal Justice Reform) dalam cuplikan film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso mengatakan bahwa sistem peradilan pidana di Indonesia masih penuh kekurangan, sangat besar potensi orang ditetapkan bersalah karena kekuasaan hakim yang terlalu besar.
Tentu meninggalnya Mirna dan dipenjaranya Jessica tidak boleh menjadi sesuatu yang menguap begitu saja. Kasus ini harus mengingatkan dan mendorong kita untuk mereformasi sistem peradilan pidana di Indonesia agar hukum betul-betul berpihak kepada keadilan dan kepada mereka yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H