Mohon tunggu...
Aldo Oktavian
Aldo Oktavian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing Communication Universitas Mercubuana Jakarta

44321010050 | S1 Ilmu Komunikasi | Fakultas Ilmu Komunikasi | Dosen pengampu : Prof Dr. Apollo M.Si., Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

29 November 2024   01:46 Diperbarui: 29 November 2024   01:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Pambegan (Kesombongan atau Kebanggaan)

 

Pambegan merujuk pada rasa sombong atau bangga yang berlebihan terhadap kekuasaan, posisi, atau prestasi. Sifat ini berpotensi membuat pemimpin menjadi arogan, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, dan merasa bahwa dirinya lebih unggul dari orang lain. Pemimpin yang sombong cenderung tidak terbuka terhadap masukan, mengabaikan kritik, dan lebih mementingkan citra diri daripada kepentingan umum. Hal ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang buruk dan kebijakan yang hanya menguntungkan diri sendiri atau kelompok tertentu, bukan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, waspada terhadap pambegan sangat penting agar pemimpin tetap rendah hati dan melayani rakyat dengan tulus.

 

3. Getun (Penyesalan)

 

Getun berarti penyesalan atas keputusan yang diambil. Walaupun penyesalan itu wajar, dalam konteks kepemimpinan, sifat ini dapat menjadi masalah jika membuat pemimpin tidak dapat bergerak maju dengan percaya diri. Pemimpin yang terus-menerus diliputi penyesalan dapat merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan, sehingga menghambat proses pembangunan dan pengambilan kebijakan. Selain itu, penyesalan yang berlebihan juga bisa membuat pemimpin mudah terjebak dalam perasaan kecewa, yang dapat mengarahkan pada keputusan yang dipengaruhi oleh emosi negatif daripada pertimbangan yang rasional. Untuk itu, pemimpin perlu mengembangkan keteguhan hati dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan tanpa terjebak dalam penyesalan yang berkepanjangan.

 

4. Sumelang (Ketakutan)

 

Sumelang mengacu pada rasa takut yang berlebihan, terutama terkait dengan kehilangan kekuasaan atau posisi. Ketakutan ini dapat membuat pemimpin tidak berani mengambil langkah-langkah penting, bahkan jika langkah tersebut diperlukan untuk kesejahteraan rakyat. Sifat sumelang juga dapat membuat pemimpin lebih memilih untuk mempertahankan status quo daripada melakukan perubahan yang mungkin diperlukan untuk kemajuan. Ketakutan terhadap kritik, protes, atau kehilangan dukungan politik dapat membuat pemimpin tidak berani bertindak secara tegas dan mengambil keputusan yang mungkin tidak populer tetapi penting untuk kebaikan bersama. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu mengatasi rasa takut ini dan berani mengambil keputusan yang berdasarkan pada prinsip keadilan dan kebaikan untuk rakyat, bukan hanya untuk menjaga kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun