Mohon tunggu...
Aldo Esiva
Aldo Esiva Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang bertekad ingin menjadi Dirjen Pajak !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terbiasa Sabar Untuk Terbiasa Patah Hati

30 Juni 2015   08:37 Diperbarui: 30 Juni 2015   09:07 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

    Waktu pun berlalu, Alva melanjutkan kuliahnya di Surabaya. 1 minggu sejak dikirimkannya pesan tersebut, Ratna membalas pesan tersebut dan berisi permintaan maaf karena tidak bisa menemui Alva karena ketika itu handphone Ratna rusak dan tidak bisa dihubungi. Alva pun tersenyum dan memberi kata-kata yang melegakan hati Ratna, dan berlanjut ke obrolan biasa yang diinginkan Alva dan Ratna. Memang sejak dulu Alva menyukai Ratna, hanya saja Alva tidak berani mengatakannya kepada Ratna. Namun pada suatu hari ketika libur semester 4 kuliah, Alva mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang selama 10 tahun ini tersimpan di hatinya. Alva berani mengungkapkannya karena dia mengetahui bahwa Ratna sedang single dari obrolan-obrolan media sosial maupun pesan teks yang Alva dan Ratna bicarakan.

   Dengan perasaan campur aduk, Alva mengirim pesan teks yang isinya apa yang dirasakan oleh Alva kepada Ratna selama 10 tahun ini. Alva sebenarnya tidak berharap apa-apa, dia hanya menginginkan Ratna mengetahui yang sebenarnya apa yang dirasakan oleh Alva selama 10 tahun ini. Kesabaran,keuletan, pengorbanan yang dia lakukan untuk Ratna.  5 menit berselang setelah pesan teks tersebut terkirim, Ratna membalasnya. Namun ternyata, Ratna kaget, shock dengan apa yang dikatakan Alva. Ratna tidak percaya ternyata selama ini Alva begitu sabar menunggunya selama 10 tahun ini, karena selama ini Alva dan Ratna belum pernah bertemu, dan terakhir  ketemu ketika kelas 6 SD. Ratna juga meminta maaf dan seperti tidak enak kepada Alva karena ini. Alva pun menunggu jawaban dari Ratna dengan sabar lagi. Akhirnya seperti yang Alva duga, cintanya ditolak secara halus oleh Ratna. “Alva, Cinta itu harus dirawat dan dibangun dengan baik, aku engga bisa ngebangunnya karena kita sudah lama tidak pernah bertem”. Begitu inti dari balasan teks yang Ratna kirim.

   Alva pun sudah berbesar hati menerima keputusan yang Ratna berikan kepadanya, malam itupun dada Alva terasa sesak, kesedihan yang tak terkira ,tak sanggup dia berkata-kata, angin malam yang berhembus membuatnya lebih tertusuk lagi dengan apa yang dikatakan oleh Ratna. Alva mencoba tegar,ikhlas dengan apa yang dikatakan oleh Ratna. Hal itu sempat membuat Alva berputus asa untuk bisa bersama dengan Ratna. Setelah balasan dari Ratna tersebut, mereka melanjutkan obrolan, namun tak seperti sebelumnya, kali ini obrolan tersebut di akhiri oleh Alva untuk pamit beristirahat di malam yang sesak ini.

   Setelah malam itu, Alva pun jarang menghubungi Ratna lagi, seperti ingin menyembuhkan luka yang dia rasakan selama 10 tahun ini. Namun, hati Alva masih tetap untuk Ratna, entah mengapa. Apakah yang dirasakan oleh Alva ini adalah Cinta Sejati ?. Yang pasti setelah malam itu, Alva masih menyimpan rasa yang masih terawat untuk Ratna yang akan dia berikan ketika suatu saat nanti mereka bertemu.

   1 tahun pun berlalu semenjak Alva menyatakan perasaannya kepada Ratna. Alva mulai menyusun skripsi untuk syarat kelulusannya dan begitupun juga Ratna.  Namun, tak lama Alva kembali, lagi dan lagi ingin mengetahui bagaimana kabar Ratna, apakah skripsinya sudah selesai?, ingin bekerja dimanakan dia?, apakah dia masih bisa tersenyum seperti dulu lagi?. Ya, itu yang ada di benak Alva saat itu ketika menghubungi Ratna kembali. Mereka pun terlibat obrolan layaknya partner yang memberi semangat satu sama lain agar tujuan masing-masing tercapai.

 

    Alva seperti tidak lelah untuk terbiasa patah hati karena Cintanya ditolak oleh Ratna, walaupun Alva hanya sekali saja mengungkapkan perasaannya kepada Ratna. Dari sini Alva mencoba untuk lebih sangat bersabar dalam menunggu cinta masa kecilnnya ini. Sampai saat ini Alva pun mmasih menjalin kontak dengan Ratna walau tidak setiap hari, namun mungkin sekarang yang ada di pikiran Alva hanya ingin membuat bagaimana caranya agar Ratna selalu bahagia dan melihat senyuman manis Ratna yang tidak akan pernah Alva lupakan selama 11 tahun ini.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun