Mohon tunggu...
Aldo Esiva
Aldo Esiva Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang bertekad ingin menjadi Dirjen Pajak !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terbiasa Sabar Untuk Terbiasa Patah Hati

30 Juni 2015   08:37 Diperbarui: 30 Juni 2015   09:07 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Tiap malam dia memikirkan Ratna, mendoakannya dia agar mendapat yang terbaik di hidupnya, pernah sekali Alva meneteskan air matanya karena kerinduan yang tak tertahankan kepada Ratna. Alva masih menyimpan dengan baik perasaan yang dia pendam kepada Ratna. Hanya saja Alva menunggu waktu yang tepat dan tempat yang tepat dimana pertemuan mereka yang Alva harapkan agar segera terwujud. Maklum, mereka terakhir ketemua kelas 6SD. Karena mengganggap Ratna sudah mempunyai pacar, Alva jarang untunk sekedar mengirim pesan teks atau melalui media sosial kepada Ratna. Hal ini membuat keduanya menjadi semakin jauh. Alva hanya bisa merenung melihat foto Ratna di handphonenya yang dia ambil dari akun media sosial Ratna. Dia hanya berharap suatu saat bisa bertemu dengan Ratna dan melihat senyum manis dibibirnya.

 

 

    Libur semester 3 kuliah yang singkat pun digunakan Alva untuk mengunjungi kota Malang, tempat Ratna kuliah, berharap Alva bisa bertemu dengan Ratna. Setibanya di Malang dengan tidak di temani siapapun, Alva mencoba menghubungi Ratna berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Mungkin Alva berpikir hari sudah malam dan Ratna sudah tertidur lelap. Alva mencari penginapan atau hotel yang sekiranya di anggap murah di kota tersebut. Pagi harinya, Alva melihat smartphonenya dan masih belum ada jawaban dari Ratna, ini membuat Alva terlihat gundah dan mencoba untuk mengunjungi langsung Universirtas tempat Ratna berkuliah. Bermodalkan keberanian dan kecapakan dalam berkomunikasi dengan orang lain lain, tak lama Alva pun menemukan Universitas tempat Ratna berkuliah walaupun sempat tersesat dan tak tahu arah jalan. Alva melewati gerbang universitas tersebut yang masih banyaknya mahasiswa maupun mahasiswi yang berlalu-lalang untuk sekedar mengikuti kuliah semester pendek maupun untuk bimbingan skripsi.

   4 jam berlalu yang Alva lakukan hanya menyusuri Universitas yang katanya Universitas paling luas di kota Malang tersebut. Alva mencari Fakultas Ekonomi dimana Ratna mengambil jurusan di Fakultas tersebut. Tak lama dia menemukan tempatnya dan mencoba hanya melihat-lihat, barangkali dia melihat Ratna tak sengaja lewat untuk kuliah. Namun tak sabar, Alva mencoba menghubungi Ratna kembali dan maasih tetap tidak ada jawaban.  Akhirnya setelah berjam-jam menyusuri Universitas tersebut dan tidak menemui Ratna, Alva kembali ke penginapan.

   Malamnya dia mencoba untuk merefresh pikirannya dengan jalan-jalan di salah satu mall terbesar di kota Malang tersebut. Mal tersebut tak jauh dari penginapannya sehingga Alva memilih mal tersebut untuk sekedar “cuci mata”. Alva mengetahui dari sosial media Ratna  bahwa mal yang dia kunjungi ini adalah mal yang biasanya selalu dikunjungi Ratna dan dia berharap semoga saja bisa bertemu dengan Ratna di mal ini. Pemikiran Alva ternyata tak benar, dia tidak bertemu dengan Ratna di mal tersebut. Dengan langkah lemas, Alva kembali ke penginapannya dan memutuskan untuk kembali ke Surabaya esok hari. Malam sebelum tidur Alva sempat berpikiran apakah Ratna membenci dirinya atau apakah dia mempunyai salah kepada Ratna, tapi Alva akhirnya membuang jauh-jauh pikiran negatif tersebut karena percaya dan yakin bahwa Ratna adalah seorang perempuan yang anggun,sopan, baik , taat beribadah, dan  natural.

   Esoknya, dia bersiap meninggalkan penginapan tersebut dan menuju Stasiun untuk bersiap kembali ke Surabaya. Di stasiun Alva mencoba  menghubungi Ratna lewat pesan teks dan mengetik beberapa kata. “Ratna, aku sudah 2 hari ini di malang berharap bertemu kamu, namun tak ada jawaban, siang ini aku pamit kembali ke Surabaya dan semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu ya, Alva”. Pesan ini diketik Alva dengan optimis dan pikiran positif dengan senyuman kecilnya bahwa dia percaya Tuhan membuat pertemuan yang lebih indah dari yang Alva rencanakan untuk bertemu Ratna.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun