Mohon tunggu...
Aldi Gozali
Aldi Gozali Mohon Tunggu... Akuntan - A lifelong learner

A true learner who loves to write about business, economics, and finance. | All the articles here are originally taken from https://aldigozali.com. Visit there for more articles. | Twitter: @aldigozali | Email: aldi.gozali@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Minyak Dunia Anjlok, Siapa Paling Diuntungkan?

20 Oktober 2014   10:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:25 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambil contoh Rusia. Dari sekian banyak ancaman yang dihadapi negeri beruang merah itu, terpuruknya harga minyak mungkin menjadi yang paling berat untuk dihadapi. Hal ini logis mengingat sebagian besar pendapatan Rusia ditopang oleh ekspor minyak. Apalagi setelah adanya pernyataan dari pejabat Kremlin yang mengatakan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dalam situasi yang merugikan negaranya tersebut. Langkah apapun sepertinya akan diambil Rusia demi mengangkat kembali harga minyak dunia, minimal ke titik impasnya (break-even point). Bagaimanapun, pergerakan harga minyak ke bawah US$90 bbl dipastikan akan membuat Rusia terimbas defisit anggaran yang dapat mengantarkan mereka pada situasi sulit, baik dalam urusan ekonomi maupun politik luar negeri. Barangkali inilah yang sangat ditakuti Rusia alih-alih sanksi ekonomi dari Barat.

Sama halnya Arab Saudi, Iran, Irak, Venezuela, dan negara-negara eksportir minyak lainnya. Penurunan harga minyak ke bawah titik impas akan mengganggu stabilitas perekonomian mereka dari jalur-jalur yang strategis, mulai dari pos pendapatan -- yang mempengaruhi anggaran -- sampai kondisi nilai tukar mata uangnya (terkecuali Arab Saudi karena sistemnya menggunakan nilai tukar tetap). Lebih jauh, berkurangnya pendapatan menyiratkan pengetatan likuiditas yang dapat memperburuk kondisi kredit negara-negara tersebut, yangmana kredit macet bisa saja menjadi momok sistemik yang memporak-porandakan perekonomian mereka.

Referensi:

http://www.opec.org

http://www.imf.org

http://www.iea.org

http://www.eia.gov

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun