Mohon tunggu...
Aldi Alparando
Aldi Alparando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis Pemula

Lahir 5 Maret 1998 di Ampah, Kalimantan Tengah. Sedang menempuh Pendidikan Sarjana di IPB University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebencanaan Hidrometeorologi di Lahan Gambut

10 Agustus 2019   10:26 Diperbarui: 10 Agustus 2019   10:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sininews.com

Pihak konsesi Kelapa Sawit dengan Pemerintah Daerah setempat menyatakan bahwa adanya lahan Kelapa Sawit ini akan membantu perekonomian masyarakat sekitar. Pada kenyataannya tidak semua kalangan masyarakat bisa merasakan dampak positif dari adanya lahan Kelapa Sawit. 

Namun, dapat dipastikan bahwa semua pihak dapat merasakan dampak buruk dari adanya lahan Kelapa Sawit ini. Sebagian besar masyarakat yang bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit umumnya hanya menjadi buruh dengan pendapatan yang kecil. 

Pembangunan ekonomi yang dimaksudkan hanya ditujukan pada skala makro tanpa memperhatikan kondisi alam dan masyarakat sekitar. Pembangunan ekonomi ini akan selalu memiliki trade off dengan kelestarian lingkungan. 

Trade off ini menunjukkan bahwa untuk membangun sebuah sarana perekonomian maka akan ada bagian dari alam yang harus dikorbankan. Kondisi ini dapat dilihat dari kesejahteraan masyarakat yang berada di wilayah sekitar Perkebunan Kelapa Sawit, taraf hidup masyarakatnya masih jauh dari kondisi sejahtera.

Hal ini menyangkut masalah peningkatan perekonomian masyarakat, neraca perdagangan suatu negara, dan efek buruk terhadap lingkungan. efek buruk ini terjadi karena pengelolaan lingkungan yang buruk, biaya produksi yang besar tanpa mempertimbangkan mekanisme ganti rugi terhadap lingkungan. 

Mekanisme Marginal Social Cost (MSC) harus dilakukan dan digalakan agar ada upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan berlanjut dan semakin parah akibat adanya Perkebunan Kelapa Sawit ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun