Mohon tunggu...
Pebri aldi
Pebri aldi Mohon Tunggu... -

Pebrinaldi lahir di Lubuk Malako,Sangir Jujuhan,Solok Selatan,pada tanggal 12 Februari 1988,yang bertepatan di hari Jumat jam 7.00. Mulai menulis pada saat menduduki bangku SMK,Diantara tulisannya adalah: Bagian Cerpen: Makan Teman,Cinta mati,Keagungan cinta,Terbayang-bayang cermin cinta,dll Bagian Puisi: Penantian dalam penyesalan,Terimakasih guru,Cinta ini membunuhku,Arti sebuah cinta,Tahta,Mencintaimu,Jika,Penantian cinta,Mata terbuka,Cinta setia,dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KEBUDAYAAN ISLAM Seperti Dilukiskan Al Quran

1 April 2009   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi pada masa Nabi dan pada permulaan sejarah Islam sudah tidak memerlukan pembuktian lagi; dengan apa yang sudah saya sebutkan dalam pengantar buku ini, bahwa revolusi rohani yang sinarnya sudah dipancarkan oleh Muhammad ke seluruh dunia ini sudah seharusnya akan membukakan jalan umat manusia kepada kebudayaan baru yang selama ini dicarinya. Dan saya tidak pernah ragu sekejap pun mengenai hal ini.

Akan tetapi ada beberapa sarjana Barat yang menyatakan beberapa keberatan dengan menghubungkannya pada jiwa yang menjadi sumber konsepsi kebudayaan Islam itu. Atas dasar itu mereka mengambil kesimpulan, bahwa Islamlah yang menjadi sebab mundurnya bangsa-bangsa yang menganut agama ini. Yang penting diantaranya ialah apa yang mereka katakan, bahwa jabariah Islam itulah yang membuat semangat umat Islam jadi kendor, membuat mereka malas menghadapi perjuangan hidup, sehingga mereka menjadi golongan yang hina-dina. Dalam menghadapi tantangan ini dan apa yang sejalan dengan itu, inilah yang akan menjadi pokok pembahasan kedua pada bagian penutup buku ini.

Catatan kaki:
1 Lihat halaman xlvii (A).
2 Kata 'irfan dan ma'rifat yang kadang mempunyai arti yang sama, disini kata ma'rifat tidak saya pergunakan sebagai istilah ilmiah yang umum dalam tasauf dan ilmu kalam, juga tidak saya salin dengan gnosis atau connaissance, melainkan mengingat persoalannya secara konotatif saya pergunakan kata persepsi, yakni pengamatan, pengenalan dan kesadaran batin (A).
3 Sudah tentu terjemahan ayat-ayat Qur'an di atas begitu juga yang lain tidak akan dapat mengungkapkan keagungan dan keindahan yang terkandung dalam bahasa aslinya, yang memang tidak mungkin dapat ditiru atau diterjemahkan dengan gaya yang sama (A).

4 I'jaz, 'yang tak dapat ditiru,' ciri khas Qur'an yang luar biasa, yang juga dari akar kata yang sama dengan mujizat (A).

Oleh: Pebrinaldi S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun