Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mungkinkah Jokowi Menaklukkan Putin dengan KTT G20?

30 Juni 2022   05:00 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:07 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia terus berjalan. Setelah menghadiri pertemuan G7, Jokowi naik Kereta Luar Biasa (KLB) menuju Ukraina. Perjalanan kereta ini adalah fasilitas yang disediakan Pemerintah Ukraina. KLB ini merupakan alat transportasi rahasia.

Jokowi dan ibu Iriana blusukan melihat reruntuhan gedung yang diserang oleh Rusia. Ibu Iriana sangat sedih melihat Ukraina dan menyerahkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina berupa alat medis. Bukan alat perang atau senjata. Misi kemanusiaan.

Jokowi merupakan pemimpin Asia yang pertama berkunjung ke Ukraina. Apakah Jokowi tidak takut? Ini zona perang. Zona perang tidak pernah bisa menjamin keamanan dan keselamatan semua orang yang berada di zona tersebut.

Kenapa Jokowi nekad memasuki zona perang di Ukraina? Apakah tidak takut terkena rudal dari Rusia? Bagaimana kalau Rusia meluncurkan rudal ke Ukraina ketika Jokowi ada di sana? Mungkinkah Jokowi sudah mendapat jaminan dari Rusia tidak akan menyerang Ukraina ketika Jokowi ada di sana?

Ketika Pertemuan negara G7 berlangsung di Jerman, rudal dari Rusia tetap meluncur dan menghancurkan gedung di Ukraina. Apakah Rusia menghentikan pengiriman rudal sementara, hanya untuk menghormati Jokowi yang akan mengunjungi Rusia juga?

Apakah strategi kunjungan duluan ke Ukraina baru ke Rusia sengaja dirancang Jokowi agar Rusia menahan diri tidak menyerang Ukraina ketika Jokowi berada di sana? 

Jika sesuatu terjadi terhadap Jokowi saat berada di Ukraina akan mencoreng wajah Rusia dan Jokowi mungkin tidak akan berkunjung lagi ke Rusia.

Rusia yang berada dalam situasi sulit karena sanksi yang dijatuhkan AS dan Uni Eropa sangat membutuhkan kunjungan dari Jokowi.  Jokowi  sebagai presidensi G20 juga akan  mengundang Putin ke pertemuan KTT G20 Bali bulan Nopember 2022 yang akan datang.

Jokowi sepertinya memainkan strategi dan taktik untuk menghormati dan mengundang Zelensky dan Putin untuk menghadiri KTT G20. 

Ancaman boikot dari AS dan Uni Eropa tidak menghadiri KTT G20, jika Putin hadir telah menjadi alat atau tameng dari Jokowi. Jokowi ingin menegaskan ke Putin, gara-gara mengundangnya, AS dan Uni Eropa akan memboikot KTT G20.

Jika Putin tidak menghargai Jokowi, maka undangan mengikuti KTT G20 terhadap Putin bisa dibatalkan dan tentu saja ini menjadi pukulan bagi Rusia. Apakah Putin menganggap penting ikut dalam KTT G20 Bali bulan Nopember yang akan datang?

Jika Putin menganggap penting ikut dalam KTT G20 tersebut, mungkin dia akan melunak kepada Jokowi. 

Namun jika Putin tidak menganggap penting ikut dalam KTT G20 Bali, maka dia mungkin akan kurang menghargai kunjungan dan undangan Jokowi sebagai presidensi G20.

Bantuan kemanusiaan yang diberikan Jokowi kepada Ukraina tidak terlalu mengkhawatirkan Rusia. Indonesia tidak ikut memberikan bantuan senjata kepada Ukraina. Berbeda dengan AS dan anggota NATO dan Uni Eropa.

Undangan menghadiri KTT G20 kepada Putin tidak terlalu menakutkan bagi Ukraina. Hal itu tidak terlalu berdampak kepada Ukraina. 

Dengan taktik seperti ini, Ukraina dan Rusia tidak membenci Jokowi dan Indonesia.

Misi Jokowi bukan sekedar misi perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Jokowi mewakili kepentingan Indonesia secara subjektif dan kepentingan negara berkembang secara objektif. 

Bagaimana memasukkan kembali gandum Rusia dan Ukraina ke dalam system pasokan pangan dunia. Pasokan itu sempat terhenti dan menimbulkan krisis pangan di dunia.

Jika bisa mengembalikan gandum Rusia dan Ukraina ke dalam system pasokan pangan dunia, maka krisis pangan akan bisa dikendalikan dan tidak akan membuat dunia krisis pangan. Apakah Jokowi akan bisa meyakinkan Zelensky dan Putin tentang hal itu?

Banyak yang pesimis dan merasa tidak ada gunanya Jokowi berangkat ke Ukraina dan Rusia. Keberanian Jokowi memasuki zona perang patut diacungi jempol. Tidak semua pemimpin dunia berani memasuki zona perang Ukraina-Rusia.

Jokowi blusukan ke reruntuhan dan akan pergi ke sarang rudal Rusia untuk mencari secercah damai diantara dua negara yang bertikai ini. Akankah secercah damai itu ditemukan? 

Atau pertikaian tak dapat dihentikan? Kita belum tahu. Namun percobaan dan upaya mencari secercah damai itu telah dilakukan. Kalau tidak dicoba, bagaimana kita tahu kemungkinannya.

Dalam laut tidak pernah kita tahu, kalau kita tidak mencoba mengukurnya. Apakah menggunakan alat ukur manual konvensional dengan tali? Atau dengan teknologi suara? Apapun alat ukurnya, tapi harus dicoba mengukurnya.

Demikianlah perdamaian diantara dua negara yang bertikai ini. Kalau tidak mengunjungi dua pemimpin negara yang sedang berperang ini, bagaimana kita tahu kemungkinan perdamaian. Busur panah sudah diterbangkan. Tidak mungkin kembali.

Busur perdamaian sudah diluncurkan. Apakah kena sasaran atau meleset, itu urusan lain. Mencari secercah damai diantara reruntuhan gedung dan dari pangkalan rudal patut kita hargai. 

Risiko keselamatan dan keamanan diri telah dipertaruhkan Jokowi. Apakah ini harus kita cela? Apakah ini tidak layak diapresiasi dan dihargai?

Jokowi tidak membutuhkan pencitraan untuk Pilpres 2024 mendatang. Jadi kunjungan ke Ukraina dan Rusia kali ini bukan untuk kepentingannya secara pribadi. Ini adalah kepentingan bangsa Indonesia. 

Juga kepentingan negara berkembang dan kepentingan suksesnya KTT G20 Bali, di mana Indonesia sebagai tuan rumah dan presidensi G20.

Kita berdoa dan berharap, misi perdamaian Jokowi memberikan hasil dan bisa mewujudkan perdamaian dunia sesuai amanat UUD 1945. 

Harapan kita, pembicaraan dengan Zelensky dan Putin berjalan lancar dan memberikan secercah damai di tengah perang yang masih berlangsung dan berkecamuk. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun