Atau pertikaian tak dapat dihentikan? Kita belum tahu. Namun percobaan dan upaya mencari secercah damai itu telah dilakukan. Kalau tidak dicoba, bagaimana kita tahu kemungkinannya.
Dalam laut tidak pernah kita tahu, kalau kita tidak mencoba mengukurnya. Apakah menggunakan alat ukur manual konvensional dengan tali? Atau dengan teknologi suara? Apapun alat ukurnya, tapi harus dicoba mengukurnya.
Demikianlah perdamaian diantara dua negara yang bertikai ini. Kalau tidak mengunjungi dua pemimpin negara yang sedang berperang ini, bagaimana kita tahu kemungkinan perdamaian. Busur panah sudah diterbangkan. Tidak mungkin kembali.
Busur perdamaian sudah diluncurkan. Apakah kena sasaran atau meleset, itu urusan lain. Mencari secercah damai diantara reruntuhan gedung dan dari pangkalan rudal patut kita hargai.Â
Risiko keselamatan dan keamanan diri telah dipertaruhkan Jokowi. Apakah ini harus kita cela? Apakah ini tidak layak diapresiasi dan dihargai?
Jokowi tidak membutuhkan pencitraan untuk Pilpres 2024 mendatang. Jadi kunjungan ke Ukraina dan Rusia kali ini bukan untuk kepentingannya secara pribadi. Ini adalah kepentingan bangsa Indonesia.Â
Juga kepentingan negara berkembang dan kepentingan suksesnya KTT G20 Bali, di mana Indonesia sebagai tuan rumah dan presidensi G20.
Kita berdoa dan berharap, misi perdamaian Jokowi memberikan hasil dan bisa mewujudkan perdamaian dunia sesuai amanat UUD 1945.Â
Harapan kita, pembicaraan dengan Zelensky dan Putin berjalan lancar dan memberikan secercah damai di tengah perang yang masih berlangsung dan berkecamuk. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H