Ancaman yang disampaikan Megawati kepada Ganjar cukup keras, bahkan sangat keras. Siapa yang main dua kaki atau tiga kaki, silahkan keluar. Saya pecati. Sebelum saya pecati, keluar saja. Kira-kira demikianlah ancamannya Megawati.
Menurut Megawati, dia sebagai Ketua Umum memiliki hak prerogatif yang diamanatkan Kongres. Tidak boleh ada yang mengganggunya. Jika mengganggu akan dipecat.
Ini adalah puncak gunung es. Sebelumnya elit partai PDIP sudah menghajar dan mencakar Ganjar. Trimedya Panjaitan menyebut Ganjar sebagai kleminti. Tidak ada prestasi selama delapan tahun menjadi gubernur Jateng.
Bambang Pacul tidak mengundang Ganjar dalam pertemuan PDIP di Semarang. Puan menghantam Ganjar yang hanya modal ganteng dan bermedsos tanpa kerja nyata. Di mata elit partai PDIP, Ganjar ini adalah kader yang kurang ajar dan mau menelikung dalam Pilpres.
Jadi ancaman Megawati ini sudah diawali umpatan, penyingkiran dan intimidasi kepada Ganjar. Namun Ganjar sepertinya tegar. Ketika Partai Nasdem menyebut namanya sebagai Bacapres dari tiga nama, dia menegaskan bahwa dia kader PDIP.
Lalu kenapa Ganjar seperti dibantai oleh elit PDIP? Apakah salah dan dosanya kepada PDIP? Elektabilitasnya tinggi bukan hadiah dari PDIP. Itu adalah hasil kerja, komunikasi dan gaya dia bermedia sosial. Lalu, karena elektabilitasnya tinggi, sementara Puan rendah, apakah Ganjar harus disalahkan dan dihajar?
Apa dampak ancaman kepada Ganjar Pranowo?
Pertama, ancaman dan penghajaran yang dilakukan elit PDIP, termasuk puncaknya ancaman Megawati di Rakernas PDIP ini juga bisa membawa dampak yang tidak baik. Jika Ganjar menganggap ini adalah penyingkiran dirinya dari Bacapres di Pilpres 2024 bisa membuat keputusan menjadi kader yang mbalelo. Dia akan berkenan dicalonkan partai atau gabungan partai lain, selain PDIP. Keluar dari PDIP.
Kedua, bisa berdampak positif dan baik. Jika Ganjar sabar dan bisa menahan semua ancaman ini sebagai vitamin untuk membangun percaya dirinya dan tahan banting sebagai kader. Apakah Ganjar akan bisa kuat dan bertahan dengan ancaman, umpatan dan penyingkiran ini?
Sepertinya Ganjar belajar sabar dan tegar. Ketika Rakernas berlangsung, dia berinisiatif menjumpai Bambang Pacul dan bersalaman kedua kalinya dan memberikan salam komando. Suasana riuh terjadi, ketika kader PDIP melihat salam komando antara Ganjar dan Bambang Pacul sebelum Rakernas dibuka.
Ganjar seakan berperilaku tidak ada apa-apa dengan Bambang Pacul. Padahal Bambang Pacul sudah menyingkirkannya dari pertemuan PDIP di Semarang, markas Ganjar sebagai gubernur. Ganjar membalas kebaikan menghadapi kejahatan terhadap dirinya.