Peristiwa Golgata adalah puncak penderitaan yang dialami Yesus Kristus. Dia diadli, dicambuk dan digiring berjalan menuju Bukit Golata. Via dolorosa menjadi sebuah perjalanan penderitaan itu.Â
Dia menanggung semua penderitaan yang bukan karena kesalahnnya. Dia harus menderita untuk menggantikan umatnya. Kenapa dia mau menderita untuk menanggung dosa umatnya? Dia memiliki kerelaan untuk berkorban. Dengan kerelaan berkorban itulah Dia sanggup memikul kayu salib sebagai simbol penderitaan itu.
Kelahiran, penderitaan Yesus Kristus sampai kematian, kebangkitan dan kenaikan sesungguhnya telah dinubuatkan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama. Namun ketika kejadian itulah terjadi menyadarkan orang bahwa ini hanyalah perwujudnyataan dari nubuat para nabi terdahulu. Yesus Kristus rela menderita dan rela berkorban sampai kepada nyawanya dipersembahkannya untuk menebus umat yang percaya kepadaNya.
Dia disalibkan dan mati serta dikuburkan. Bangkit pula pada hari ketiga dari antara orang mati. Itu juga sudah dinubuatkan dan bahkan sudah disampaikannya kepada murid-muridnya.Â
Ketika para perempuan yang datang ke kuburan Yesus pada subuh, mereka menemukan kuburan itu sudah terbuka dan mayat Yesus tidak ada lagi, mereka didatangi malaikat. Ada dua yang disampaikan malaikat itu kepada perempuan itu.
"Kenapa kalian mencari orang yang hidup diantara orang mati? Dia sudah tidak disini lagi. Ingatlah apa yang telah dikatakannya bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga," demikian kata malaikat.
Ada dua makna yang diingatkan malaikat kepada perempuan itu yang biasa dialami setiap manusia. Pertama, mencari orang yang hidup diantara orang mati adalah kesalahan pencarian lokasi dan orang.Â
Kesalahan seperti ini seringkali kita alami. Mencari orang yang salah dan mencari di lokasi yang salah. Kesalahan ini akan mengakibatkan kesesatan dan penderitaan yang berkepanjangan.
Kedua, malaikat mengingatkan para perempuan itu tentang apa yang telah dikatakan Yesus kepada merka dan para muridnya. Manusia sering menjadi pelupa terhadap apa yang dikatakan Tuhan kepada kita.Â
Pengharapan yang sudah dijanjikan seringkali kita lupakan. Para murid dan perempuan itu lupa bahwa Yesus sudah mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari yang ketiga. Malaikat mengingatkan hal yang dilupakan para murid dan perempuan itu.
Di manakah letak keberhasilan kita dalam menghadapi penderitaan? Kita harus belajar kepada Dia yang kita percayai. Yesus Kristus rela menderita dan rela mengorbankan nyawanya demi misi penyelamatan manusia dari maut dan kematian. Dia tunduk dengan rencana Allah. Dia tidak membantah dan bahkan doanya di taman Getsemane sebelum ditangkap dan penyaliban, patut kita renungkan dalam menghadapi penderitaan ini.