Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Catatan dan Refleksi Paskah: Kerelaan Berkorban dan Menderita untuk Meraih Kemenangan

17 April 2022   17:35 Diperbarui: 18 April 2022   07:31 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ (kiri) memimpin Misa Vigili Paskah atau malam tirakatan kebangkitan kristus di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (16/4/2022).| ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA via Kompas.com

Dalam perayaan Paskah 2022 ini kita berada dalam situasi keprihatinan yang mendalam. Ada beberapa catatan peristiwa yang terjadi kini.

Pertama, Kehidupan masyarakat dan seluruh bangsa di dunia yang sangat mencekam. Invasi Rusia ke Ukraina telah mengkhawatirkan terjadinya ancaman Perang Dunia III. NATO dan anggotanya telah menumpuk rudal di Laut Baltik dekat dengan lokasi perang Rusia--Ukraina.

Kedua, selama dua tahun kita sudah menderita karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Jutaan korban yang meninggal, menderita sakit, dan menjalani isoman serta kelumpuhan ekonomi dunia serta penderitaan orang miskin yang tak berdaya.

Penderitaan akibat Covid-19 terhadap dunia kerja juga luar biasa. Jutaan pekerja kehilangan pekerjaan dan gelombang PHK yang tidak dapat dielakkan. Ekonomi keluarga dari pekerja yang di PHK terpuruk. Angka pengangguran bertambah.

Ketiga, dalam beberapa bulan dan minggu terakhir, bangsa kita juga dijejali dengan masalah perdagangan. Minyak goreng yang langka, para emak antre untuk membeli minyak goreng. 

Ketika minyak goreng curah langka, emak-emak mengejar minyak goreng kemasan ke mini market. Ketika minyak goreng kemasan tersedia dengan harga mahal, para emak kembali mengejar minyak goreng curah. Tak ada ketenangan emak-emak ini akibat minyak goreng.

Para supir kembali antre akibat solar langka di berbagai daerah. Antre di SPBU berkilometer dan bahkan ada yang sampai menginap. Pertamax juga sempat sulit dan langka. 

Berbagai persoalan minyak ini telah membuat penderitaan bagi masyarakat kita. Bagaimanakah masyarakat kita melalui penderitaan itu? Apakah ada pengharapan di tengah penderitaan ini? Apakah mungkin masyarakat kita bisa menghadapi penderitaan ini dan bisa memenangkannya?

Keempat, kegaduhan politik dengan isu penundaan pemilu, presiden tiga periode, demo mahasiswa, dan pengeroyokan Ade Armando menghiasi media dan kehidupan bangsa kita. Saling menyerang dan perang di dunia media sosial telah banyak menimbulkan kekhawatiran hidup yang menderita.

Bagi umat Kristen sebagai pengikut Yesus Kristus yang sedang merayakan Paskah pada tahun 2022 ini, apakah ada pengharapan dalam penderitaan ini dan kepada siapa kita berharap? Tentu saja kita berharap dan bertumpu kepada iman percaya kita kepada DIA, Sang Juru Selamat.

Peristiwa Golgata adalah puncak penderitaan yang dialami Yesus Kristus. Dia diadli, dicambuk dan digiring berjalan menuju Bukit Golata. Via dolorosa menjadi sebuah perjalanan penderitaan itu. 

Dia menanggung semua penderitaan yang bukan karena kesalahnnya. Dia harus menderita untuk menggantikan umatnya. Kenapa dia mau menderita untuk menanggung dosa umatnya? Dia memiliki kerelaan untuk berkorban. Dengan kerelaan berkorban itulah Dia sanggup memikul kayu salib sebagai simbol penderitaan itu.

Kelahiran, penderitaan Yesus Kristus sampai kematian, kebangkitan dan kenaikan sesungguhnya telah dinubuatkan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama. Namun ketika kejadian itulah terjadi menyadarkan orang bahwa ini hanyalah perwujudnyataan dari nubuat para nabi terdahulu. Yesus Kristus rela menderita dan rela berkorban sampai kepada nyawanya dipersembahkannya untuk menebus umat yang percaya kepadaNya.

Dia disalibkan dan mati serta dikuburkan. Bangkit pula pada hari ketiga dari antara orang mati. Itu juga sudah dinubuatkan dan bahkan sudah disampaikannya kepada murid-muridnya. 

Ketika para perempuan yang datang ke kuburan Yesus pada subuh, mereka menemukan kuburan itu sudah terbuka dan mayat Yesus tidak ada lagi, mereka didatangi malaikat. Ada dua yang disampaikan malaikat itu kepada perempuan itu.

"Kenapa kalian mencari orang yang hidup diantara orang mati? Dia sudah tidak disini lagi. Ingatlah apa yang telah dikatakannya bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga," demikian kata malaikat.

Ada dua makna yang diingatkan malaikat kepada perempuan itu yang biasa dialami setiap manusia. Pertama, mencari orang yang hidup diantara orang mati adalah kesalahan pencarian lokasi dan orang. 

Kesalahan seperti ini seringkali kita alami. Mencari orang yang salah dan mencari di lokasi yang salah. Kesalahan ini akan mengakibatkan kesesatan dan penderitaan yang berkepanjangan.

Kedua, malaikat mengingatkan para perempuan itu tentang apa yang telah dikatakan Yesus kepada merka dan para muridnya. Manusia sering menjadi pelupa terhadap apa yang dikatakan Tuhan kepada kita. 

Pengharapan yang sudah dijanjikan seringkali kita lupakan. Para murid dan perempuan itu lupa bahwa Yesus sudah mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari yang ketiga. Malaikat mengingatkan hal yang dilupakan para murid dan perempuan itu.

Di manakah letak keberhasilan kita dalam menghadapi penderitaan? Kita harus belajar kepada Dia yang kita percayai. Yesus Kristus rela menderita dan rela mengorbankan nyawanya demi misi penyelamatan manusia dari maut dan kematian. Dia tunduk dengan rencana Allah. Dia tidak membantah dan bahkan doanya di taman Getsemane sebelum ditangkap dan penyaliban, patut kita renungkan dalam menghadapi penderitaan ini.

 "Ya Bapa, ambilkanlah cawan ini dariKu, tetapi jangan kehendakKu, kehendakMulah yang jadi,"

Dia pasrah, rela mengorbankan nyawanya dan menyerahkan semuanya kepada bapaNya. Dengan kerelaan berkorban, Dia berhasil melalui penderitaan itu. Hasilnya? Dia memenangkan semuanya. Dia melewati penderitaan sampai kepada kematian, namun Dia menang dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga dan Dia naik ke sorga kembali.

Dengan uraian di atas kita patut merefleksikan diri kita bahwa dalam menghadapi berbagai penderitaan yang dicatat di atas, kita perlu membangun semangat rela berkorban. Dia sendiri mau mengorbankan dirinya demi keselamatan kita, bagaimana kita rela berkorban untuk menyelamatkan kita dan orang yang ada disekeliling kita.

Kita harus tetap berada di jalan yang benar, jangan salah seperti peringatan malaikat di atas. Mencari orang hidup diantara orang mati. Jangan lupa apa yang telah disampaikan Tuhan tentang kebangkitannya. Kita harus percaya dan ingat serta jangan salah memilih jalan kehidupan berdasarkan iman.

Kita sebagai pengikut, biarlah kita juga mengikuti jalan kehidupan yang telah dijalaniNya. Dia pasrah, sabar, dan rela menderita dan rela berkorban dan bahkan mengorbankan nyawaNya demi keselamatan kita. Kita juga harus pasrah, rela berkorban dan sabar dalam penderitaan. Ujung dari penderitaan adalah kemenangan dan kebahagiaan. Tiada bahagia tanpa penderitaan. No gain without pain. Selamat berbahagia.

Salam Bahagia dan Selamat Hari Paskah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun