Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Banjir

25 Februari 2021   07:29 Diperbarui: 25 Februari 2021   07:34 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang Banjir.

Aku adalah kumpulan air, mata air, got kecil, sungai kecil dan sungai besar;

Aku bisa datang tanpa diundang, tapi aku bukan tamu yang tak diundang

Aku bisa merendam rumah, jalan dan sebagian atau seluruh kota,

Aku bisa menerjang tanggul yang tangguh, apalagi tanggul yang rapuh

Aku berkuasa untuk tinggal dan menginap di rumah dan kotamu

Aku tidak tunduk dengan kata "Atas Seizin Allah" kering dalam enam jam atau sehari

Aku hanya tunduk kepada hukum airku, mencari dan tinggal di tempat yang paling rendah

Aku tak bisa mengalir ke laut, karena permukaan laut sedang tinggi.

Aku sudah lama menjadi pengunjung setiamu, kenapa kau masih galau?

Aku sudah miliki jadwal tetap menginap di rumah dan kotamu, kenapa ribut melulu?

Aku mendapat izin dari Tuhan menginap di rumah dan kotamu, jangan kau ganggu

Akulah Sang Banjir yang membanjiri rumah dan kotamu dengan air berlumpur, janganlah mengigau

Aku akan terus datang dan pergi, selama aku mau, walau kau tak sudi menerimaku

Aku bisa diramal BMKG kapan mau datang lagi, tapi tak kuasa menolak kedatanganku

Aku bisa melewati bendungan dan tanggul yang paling tangguh nan kaku

Aku senang dengan saling silang debat para pemimpinmu, itu peluang untuk kunjunganku.

Wahai para pemimpin, berdamailah denganku, jangan memusuhiku

Aku bisa menjadi bahan isu dan rangkaian kata-katamu

Aku bisa kau jadikan meningkatkan elektabilitasmu

Aku bisa kau jadikan janji kampanye menuju mimpimu

Wahai penduduk kota, berdamailah dengan diriku, sambutlah kehadiranku

Aku menunggu senyum dan keriangan hatimu untuk membangun imunmu

Aku khawatir, jika kau bersedih dengan kehadiranku, kau disambangi Virus Covid-19

Aku tidak akan membunuhmu, tapi Virus Covid-19 bisa membunuhmu

Wahai manusia dan penduduk kota, bersabarlah

Aku masih mau tinggal dan menginap di rumah dan kotamu

Aku mungkin besok atau lusa akan pergi, tapi juga akan datang lagi

Aku selalu merindukan rumah dan kotamu, salam hangat dariku

Sang Banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun