Pemenang juga tidak harus sombong. Yang terbaiklah yang menjadi juara. Apalagi sesama atlit professional. Naomi Osaka menghayati dan mengamalkan nilai dan sikap itu.
Pengunduran diri Yoshiro Mori akibat kesalahan pernyataan seksisnya menjadi nilai tersendiri untuk kita simak dan pelajarinya. Dia meminta maaf dan mengundurkan diri. Elegan. Tidak bertahan dengan kesalahannya sendiri.
Seiko Hashimoto yang menerima jabatan sebagai Ketua Umum Olimpiade Jepang dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Olimpiade patut disimak dan ditiru juga. Tidak mau menjabat rangkap untuk menjaga konflik kepentingan.
Tetsushi Sakamoto yang berlatar belakang politikus menerima diangkat menjadi Menteri Kesepian. Politikus yang biasa bermain dalam kancah politik harus segera mengurusi kementerian yang mengurus dan mengatasi kesepian dan isolasi. Menekan angka bunuh diri.
Naomi Osaka yang dengan jerih payah profesionalnya menjuarai Grand Slam Australia Terbuka 2021 mengulang suksesnya juara Australia Terbuka 2019 di podium kebanggaannya memuji lawan yang dikalahkannya di final.Â
Juga memuji Tim lawannya. Kerendahan hati dan profesionalismenya membangun nilai persahabatan dengan saling memuji di podium yang megah dan menjadi tontonan di seluruh dunia. Contoh dan teladan yang baik.
Sebagai sebuah bangsa yang menginginkan kemajuan, patutlah kita sesungguhnya belajar dan memetik nilai dan contoh perbuatan yang baik dari siapapun dan bangsa manapun.Â
Di bulan Pebruari ini, Jepang menunjukkan beberapa kejadian sebagaimana kami tuliskan diatas, tidak ada salahnya kita simak dan mengambil nilai kebaikannya.
Harapan kita, kini dan kelak, kita juga akan bisa menunjukkan kebanggaan dan kebesaran kita yang menjadi pelajaran bagi bangsa lain. Termasuk mimpi kita akan ada petenis kita seperti Naomi Osaka yang akan menjuarai Grand Slam Australia Terbuka atau kejuaraan manapun. Semoga.
Salam hangat.
Aldentua Siringoringo