Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Refleksi Harkitnas, Terserah atau Bangkit?

20 Mei 2020   11:02 Diperbarui: 20 Mei 2020   11:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman dikumandangkan dalam Kongres Pemoeda II yang diselenggarakan 26-28 Oktober 1928. Pekik Indonesia Merdeka membahana.

Apakah persoalan kebangsaan kita sudah selesai dengan Soempah Pemoeda itu? Belum juga. Dibutuhkan selama tujuh belas tahun sampai tahun 1945. 

Setelah Nagasaki dan Hiroshima dibom sekutu, Jepang menyerah, apakah para pemimpin kita langsung memproklamasikan kemerdekaan kita? Belum juga. Para pemimpin kita masih berdebat pro kontra, sampai Soekarno  diculik para pemuda dengan peristiwa Rengasdengklok.

Refleksi kritis kita terhadap perjalanan sejarah itu adalah beberapa pertanyaan. Sekiranya para pemuda dan kaum terdidik muda kita di STOVIA tidak menggerakkan Kebangkitan Nasional 1908 dengan semangat persatuan, apakah semangat persatuan akan ada? 

Sekiranya gerakan Kebangkitan Nasional 1908 tidak dilakukan, apakah Gerakan Pemuda akan melahirkan Soempah Pemoeda 1928? Sekiranya Soempah Pemoeda tidak lahir, apakah Kemerdekaan 17 Agustus 1945 akan terjadi?  Sekiranya peristiwa Rengasdengklok tidak terjadi, apakah proklamasi akan diproklamirkan 17 Agustus 1945?

Gerakan persatuan yang dibangkitkan Boedi Utomo 1908 sampai ke saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 harus melampaui waktu selama tiga puluh tujuh tahun. 

edemikian sulitkah bangsa ini keluar dari perpecahan akibat politik adu domba Belanda yang terkenal dengan devide et impera itu? Ya. Memang politik adu domba sangat efektif di nusantara yang memiliki keberagaman suku, agama dan ras serta golongan atau SARA.

Relevansi kekinian.

Entah kebetulan atau ini adalah siklus sejarah, gerakan Boedi Utomo dan kebangkitan nasional dipelopori oleh para pemuda kita yang mengenyam pendidikan di STOVIA Batavia. 

Kita tahu bahwa sekolah kedokteran itu yang kalau kita lihat sekarang peninggalan gedungnya di Jalan Kwitang Jakarta menjadi salah satu oase pelepas dahaga pendidikan bagi pemuda kita waktu itu.

 Pendidikan ternyata bisa mengubah pola pikir para pemuda kita dan membangun kesadaran persatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun