"Disitu kesalahan ayah yang terlalu cepat menyimpulkan. Ini baru awal. Ribuan supir OJOL yang tersiksa akibat virus Covid-19 ini. Jika ini berhasil, maka mereka akan pindah dari supir OJOL menjadi supir Angkutan Lingkungan MSGC ini. Sekarang kami sudah kerja sama dengan bengkel teman bang Boni, pemasok plastik  dan  pemasok baja ringan relasi para cucu. Mereka mau memberikan kelonggaran pembayaran beberapa bulan. Dan bengkel sedang mengerjakan lima Angling ini. Ada pemilik Bajaj yang sudah sebulan bajajnya tidak jalan mau bekerja sama memberikan bajajnya untuk kita perbaiki dan gunakan untuk misi ini. Yang lain menunggu dulu. Jadi setiap perumahan ada satu dulu. Mengantar ibu belanja atau mbak atau siapa saja  ke mal, pasar atau supermarket, ke dokter atau apa saja di lingkungan masing-masing. Bisa juga antaran barang, makanan atau apa saja."kata cucu.
  "Hebat! Hebat! Hebaaaattt!"teriak kakek.
  "Sabar dulu kek. Masih ada lanjutan serinya."kata cucu.
  "Apa itu?"Tanya kakek.
  "Ayah dan kakek bertugas menghubungi para ketua RT dan RW serta pak Lurah untuk bisa menjelaskan program ini supaya bisa didukung dan dikembangkan. Kasihan para supir OJOL ini yang kesulitan makan dan bertahan hidup. Kakek selalu berpesan, jangan memberi ikan, berilah pancing. Sekarang Genk Cucu sudah membuat pancing, ayo dibagikan. Kami tidak mampu membuat banyak. Sekarang giliran kaum kakek kolonial untuk memperbanyak ini dan menjadi solusi angkutan lingkungan yang ramah di era Covid-19 ini."kata cucu
  "Baik. Kita akan kerjasama yang baik untuk menyukseskan inovasi transportasi era Covid-19 ini. Kakek bangga dengan para cucu yang rela membagikan uangnya yang tidak seberapa untuk mendukung saudaranya sesama cucu kakek yang kesulitan karena Covid-19. Ini namanya gotong royong dan tindakan nyata. Tidak berteori, tidak hanya pernyataan, namun menjadi sebuah kenyataan, sebuah karya kreatif. Ternyata virus Covid-19 tidak hanya menyusahkan, namun juga membangunkan kita untuk bisa berbagi dan membangun solidaritas sesama cucu yang  memiliki keterbatasan,  namun memiliki hati nurani dan kasih untuk saling berbagi. Terima kasih para cucu. Kakek akan menggalang dana dari keturunan dan teman-teman untuk memperbanyak Angkutan Lingkungan  ini. Biar kita dapat Angkutan Lingkungan  yang aman di era Covid-19 ini. Mudah-mudahan ini bisa membantu program #dirumahaja."kata kakek.
  "Terima kasih dukungan dan pengertiannya  kek dan semuanya yang ada di rumah ini. Itulah penjelasan saya dan mohon maaf jika kurang berkenan."kata cucu sambil memeluk kakeknya.
Mengharukan. Kakek merenung. Para cucunya dengan segala keterbatasan mampu melahirkan sebuah inovasi angkutan lingkungan dan solidaritas dengan sesama cucu. Mungkin ini bukan karya besar, hanya kecil, namun kesadaran untuk peduli dan berbagi ketika salah satu mengalami kesulitan, itu tak bisa dibeli. Panggora ni roha, hati nurani yang berdetak. Itu!!!
Salam solidaritas dan berbagi.
Aldentua Siringoringo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H