Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Covid-19 dan Kerusakan Sosial

16 April 2020   22:16 Diperbarui: 16 April 2020   22:18 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Wah bisa hancur bangsa kita gegara virus ini ya kek?"Tanya cucu.

   "Bukan hanya bangsa kita, namun hampir seluruh bangsa di dunia terkena dampak. Perdagangan dan ekspor dan impor banyak yang berhenti. Lalu lintas barang dan orang terganggu. Semua berdampak. Makanya kita harus kompak menghentikan virus ini. Ada bangsa lain yang dalam tiga bulan bisa menghentikan virus ini. Tapi mereka memang disiplin dan   keras melakukan pembatasan sosial ini."jelas kakek.

   "Kenapa kita tidak tiru saja itu kek? Biar cepat selesai."kata cucu.

   "Disitulah kesulitan kita sebagai bangsa yang merdeka. Semua orang merasa merdeka dan bebas. Sudah dibuat ketentuan Pembatasan Sosial masih saja berkeliaran dan ngumpul. Kalau tegas pemerintah dituduh melanggar HAM dan kebebasan. Kalau lembek dianggap pemerintah gagal menangani virus ini. Serba salah."kata kakek.

   "Kenapa bisa begitu?"Tanya cucu.

   "Banyak orang sekarang ini merasa paling pintar, susah diatur. Merasa paling benar lalu memvonis orang lain salah. Salah kaprah. Ribut di Media sosial. Buat hoaks seakan benar. Lalu ramai-ramai menyebarkan hoaks tanpa disaring lebih dulu."kata kakek.

   "Jadi harus bagaimana kek?"

   "Jangan mudah tergoda dengan satu berita. Cek dulu. Saring dulu baru sharing. Jangan main bagikan dan sebarkan tanpa proses penyaringan."

   "Pakai saringan seperti di dapur menyaring kelapa ya kek? Atau saringan kopi?"Tanya cucunya.

   "Ya seperti itulah. Pintar kamu."

   "Ya pintarlah, siapa dulu kakeknya."goda cucunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun