"Pembatasan sosial ini menyiksa kek. Kayak saya nih. Disuruh BFH."
  "Apa itu BFH?"Tanya kakek.
  "Belajar From Home."jawab cucu.
  "Ah kamu itu macam-macam aja. Bilang SFH kek."kata kakek.
  "Apa itu SFH?"
  "Study From Home."
  "Kita kaum milenial kan suka campur-campur Bahasa Inggeris dan Bahasa Indonesia. Ikut zaman lah. Sejujurnya kek, kita bosan terus di rumah aja. Orang-orang juga begitu. Pemerintah kan hanya main larang. Tak paham perasaan orang yang bosan di rumah aja."kata cucu.
  "Ini bukan soal urusan bosan dan tidak paham. Semua kita harus paham. Bahwa Covid 19 ini hanya bisa kita cegah dan atasi jika semua patuh terhadap pembatasan sosial ini. Kalau tidak kita akan kalah sama virus ini  dan menjadi korban akibat ketidak patuhan kita terhadap pembatasan sosial ini."tegas kakek.
  "Kakek harus perasaan juga dong. Coba kita sudah sebulan tidak ketemu teman satu sekolah. Tidak ketemu bapak dan ibu guru. Kita tidak bisa main dengan teman dan makan es krim bersama. Tidak main game bersama. Semua hilang kesempatan bermainnya kek. Bosan, bosan dan bosan!"kata cucu.
  "Sekali lagi saya katakana, ini bukan urusan bosan. Ini soal hidup mati akibat Covid 19. Mana kau pilih hidup dengan melawan kebosanan atau mati bersama Covid 19? Ayo pilih."tantang kakek.
  "Nggak mau milih ah. Susah milihnya."jawab cucu.