Dengan segala keacakan dan ke-absurdan-nya , bukan berarti dunia ini tidak layak ditinggali. Stuktur penderitaan yang dipaparkan, jelas hanya mewakili sebagian wajah realitas dibanding segala keindahannya, apalagi jika ditambah sisi pemaknaan subjektivitas. Selamat memaknai dunia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!