Dengan segala keacakan dan ke-absurdan-nya , bukan berarti dunia ini tidak layak ditinggali. Stuktur penderitaan yang dipaparkan, jelas hanya mewakili sebagian wajah realitas dibanding segala keindahannya, apalagi jika ditambah sisi pemaknaan subjektivitas. Selamat memaknai dunia!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!