Lalu, bagaimana dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia dalam situasi ini? Dalam waktu kurang lebih 3 bulan sejak virus corona ini mulai menyebar di seluruh dunia. belum ada satupun kasus yang menyatakan bahwa Indonesia positif corona. Hal inilah yang menyebabkan banyak masyarakat di Indonesia yang bersikap tidak peduli atau bahkan tidak tahu menahu akan virus corona ini.Â
Lalu, pada 2 Maret 2020, setelah corona mulai masuk ke Indonesia dengan adanya 2 pasien positif corona, barulah masyarakat mulai sadar akan bahaya corona.Â
Namun, sayangnya kesadaran mereka terlalu berlebihan dan mengakibatkan "panic buying" dalam membeli bahan-bahan pokok dan memborong habis alat-alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer hingga barang-barang tersebut menjadi langka bagi para tenaga medis, lansia, dan orang sakit atau orang yang memiliki imun tubuh yang rendah, padahal merekalah yang paling membutuhkannya untuk saat ini.Â
Bahkan, sampai ada beberapa oknum yang tega menaikkan harga masker hingga mencapai harga yang tidak masuk akal hanya demi mencari keuntungan dalam situasi pandemi ini.Â
Hal ini mengakibatkan seolah-olah keselamatan masyarakat hanya didapatkan oleh kaum yang mampu membayar masker dengan harga mahal dan tidak akan didapatkan oleh kaum yang tidak mampu.Â
Mengetahui hal ini, banyak masyarakat dari kalangan "influencer", artis, youtuber, dan lembaga-lembaga masyarakat yang berbondong-bondong mengadakan donasi untuk pembelian bahan-bahan pokok dan juga masker serta hand sanitizer bagi masyarakat yang kurang mampu.Â
Contohnya saja youtuber skinnyindonesian24 yang mengadakan donasi dalam rangka corona dengan membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari alfabet A sampai dengan alfabet Z, dan dalam waktu kurang lebih 12 jam mereka sudah mendapatkan uang sejumlah 200 juta rupiah yang semuanya akan didonasikan untuk membelikan alat-alat kesehatan bagi para petugas medis dan masyarakat yang sangat membutuhkannya.Â
Contoh lainnya seperti youtuber Arief Muhammad, Atta Halilintar, Rachel Vennya, Dr. Tirta, Nikita Mirzani, Melani Soebono, Uya Kuya, dan masih banyak lagi.Â
Di sinilah, ciri khas Masyarakat Indonesia terlihat jelas yaitu kegotongroyongan yang mencerminkan sila ke-3 Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia."Â
Pemerintah juga akhirnya turun tangan dalam masalah ini dengan menyidak oknum-oknum yang sengaja menaikkan harga masker demi mencari keuntungan. Selain dengan menggunakan masker, handsanitizer, dan rajin mencuci tangan, kegiatan physical distancing atau social distancing dan self isolation merupakan kunci yang paling penting dalam menghentikan penyebaran virus ini.Â
Meski begitu, hanya sedikit masyarakat Indonesia yang mau melakukan usaha preventif atau pencegahan untuk menghambat penyebaran virus ini dan banyak masyarakat yang tidak peduli dan meremehkan virus corona ini, serta tidak mau melakukan kegiatan berdiam diri serta mengisolasi diri sendiri di rumah dengan alasan bosan.Â