"Aku tidak tolol!" Mark menaikkan volume suaranya.
      "Kau mau dibodohi penghuni meja hijau! Kau terperangkap disini dan akan mati esok hari karena kau terlalu tolol!". Lanjut Friedrich.
      "Kalau begitu, kau juga tolol! Kau pun terperangkap dalam sel ini." Jawab Mark.
      "Maaf, bung. Aku berbeda denganmu." Friedrich mengedipkan mata kirinya.
      Friedrich mulai menceritakan awal mula keberadaan dirinya dalam sel lembab nan kumuh itu. Ia tertangkap tangan penjaga bank saat tengah bersiap membobol brankas penyimpanan bank tersebut.
      "Kau tau perbedaanku denganmu?" Tanya Friedrich.
      "Aku mengejar keadilan. Aku berani terpenjara dalam sel kumuh ini sebagai ganti tindakanku. Sedangkan dirimu? Kau dibodohi keadilan! Dan tololnya, kau tak mampu menyingkir!" Ia tertawa.
      "Bagaimana kau bisa mengatakan keadilan membodohiku? Aku bahkan belum mengatakan apapun kepadamu." Mark bingung.
      "Hei, bung. Aku bukanlah pria bodoh. Aku mengikuti rangkaian sidangmu."
      Friedrich makin cerewet, mempertunjukkan keahliannya dalam bidang hukum. Memang, dahulu ia sempat mengenyam pendidikan hukum, walaupun tidak selesai.
      "Kau hanyalah kambing hitam. Korban yang dilayakkan khalayak untuk kebahagiaan mereka dengan mengatasnamakan keamanan bersama." Kata Friedrich.