Bangsa yang terlahir dari perbedaan ini memiliki kekuatan yang telah terbukti selama masa kolonialisme: persatuan dan kesatuan di atas diversitas latar belakang. Para pemuda, yang dinilai memiliki keberanian dan daya juang yang tinggi, berperan krusial dalam menjaga semangat persatuan ini. Kilas balik ke tahun 1998, tepatnya pergerakan dan aksi demonstrasi yang lahir dari semangat mahasiswa.Â
Mereka melayangkan ketidakpuasan dan memperjuangkan hak rakyat dengan berani, terjun langsung ke lapangan bersama demi satu kepentingan yang sama: membebaskan masyarakat dari kesengsaraan dan ketidakadilan. Dengan semangat yang sama, tidaklah mustahil bagi pemuda zaman ini untuk menyuarakan kembali semangat persatuan yang telah menjadi fondasi bangsa ini.
Saya, bersama rekan-rekan sejawat angkatan 25 dari Kolese Kanisius, merasa terhormat dapat mengemban tugas sebagai bagian dari masa depan bangsa ini. Selama kami, para kanisian, menjalani pendidikan di Kolese Kanisius, kami dibina dan ditempa melalui berbagai macam kegiatan yang dirancang untuk membentuk kami menjadi pemimpin.Â
Tradisi sekolah-sekolah di bawah naungan Serikat Yesus meyakini bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu melayani dengan sepenuh hati. Dengan kata lain, menjadi seorang pemimpin berarti bersedia untuk menempatkan diri secara nyata dan konkrit dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Sebagai bagian dari Keluarga Besar Kolese Kanisius, kami menggarisbawahi bahwa persatuan adalah kunci untuk mencapai kesatuan, terutama dalam konteks bangsa kita yang begitu plural. Untuk memberikan kontribusi nyata terhadap permasalahan sosial yang ada, Kolese Kanisius membentuk sebuah kegiatan bertajuk toleransi, yaitu ekskursi agama.Â
Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin perjumpaan dan silaturahmi antaragama. Dalam rangka itu, kami, para kanisian yang mayoritas beragama kristiani melakukan kunjungan silaturahmi ke berbagai pondok pesantren di sekitar daerah Jawa Barat dan Banten. Melalui kegiatan ini, kami hendak membawa pesan toleransi di atas segala batas, serta membangun jembatan komunikasi antar umat beragama demi terciptanya persatuan di masyarakat.
"Dengan pemahaman akan perbedaan, kita akan menjadi peka, merasa penting adanya tenggang rasa, toleransi, dan menghargai perbedaan." - Unknown
Ekskursi Agama: Ponpes Al-Falah Pandeglang
Saya bersama-sama dengan kelompok berangkat menuju Pandeglang, sebuah kota di ujung Provinsi Banten. Destinasi kami, Pondok Pesantren Al-Falah.Â
Kami datang dengan perasaan yang campur aduk, semangat, cemas, dan lain-lain yang menggoyahkan selama di perjalanan. Akan tetapi, ketangguhan kami mengalahkan segalanya.Â
Selama tiga hari dua malam, kami menjalani sebuah perjalanan yang singkat namun sangat berarti. Momen ini seakan telah dinantikan oleh kami semua, karena berhasil merajut kenangan mendalam dalam diri kami.