Mohon tunggu...
Albert Fidelio Rustanto
Albert Fidelio Rustanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Kolese Kanisius Jakarta

Pelajar yang penuh dengan ambisi dan cinta kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Toleransi: Keping Utama Membangun Persatuan

24 November 2024   22:21 Diperbarui: 25 November 2024   01:08 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kebersamaan Kanisian dan Santri (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Tidak ada seorangpun yang terlahir membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakangnya, atau agamanya. Orang-orang harus belajar untuk membenci, dan jika mereka bisa belajar untuk membenci, mereka juga bisa diajarkan untuk mencintai, karena cinta lebih alami bagi hati manusia daripada kebalikannya." - Nelson Mandela.

Keping Pertama: Persatuan

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki konsekuensi tersendiri; Keberagaman dan Perbedaan. 

Bukan lagi menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk memutuskan, tetapi bagian dari kewajiban untuk mempertahankan ibu pertiwi. Berabad-abad penuh kekelaman menerjang tanah air, hingga akhirnya mendapatkan akhir yang berbahagia. Semua itu terjadi bukan sekedar sebuah kebetulan; tepatnya kebijaksanaan para pejuang yang melampaui batas perbedaan. 

Bung Karno pernah mengungkapkan, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri." Pernyataan ini mencerminkan ironi yang dihadapi saat ini. Masalah yang seharusnya menjadi bagian dari identitas bangsa, layaknya pisau bermata dua, malah merusak identitas itu sendiri. Saling menjatuhkan dan merendahkan satu sama lain seakan menjadi bagian dari kompetisi untuk meraih podium tertinggi, meskipun keuntungan yang diperoleh tidak membawa manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Kini, bangsa ini dihadapkan pada pertanyaan penting: ke mana arah burung Garuda yang tiada lelah memegang semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" dengan kedua kakinya? Jika prinsip ini tidak diterapkan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari, apakah akan ditunggu hingga semuanya terlambat? Tentu saja, kita tidak bisa tinggal diam dan membiarkan situasi ini terus berlanjut.

 

"Pemuda adalah harapan bangsa. Jadilah pemuda yang kreatif, inovatif, dan selalu haus akan ilmu pengetahuan." - B.J. Habibie

Kanisian: Masa Depan Bangsa

Masa depan bangsa digadang-gadang berada di tangan para pemuda. Arah dan tujuan yang telah dibentuk selama bertahun-tahun lamanya akan selalu berpindah tangan, dan besar harapan agar generasi muda dapat melanjutkan warisan baik dari para sesepuh bangsa. Tugas kita adalah menjalankan hal-hal yang baik dan menghapus segala bentuk kejahatan yang merusak. Dalam konteks ini, pemuda memiliki peranan penting sebagai agen perubahan yang dapat mengarahkan bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun