Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Merbabu Tak Pernah Abu-Abu Walau Berselimut Debu (via Selo)

26 September 2024   16:25 Diperbarui: 26 September 2024   23:19 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas yoko yang berperan sebagai sweeper agak ngos-ngosan mengikuti irama jalan kami. Karena tidak menduga bisa secepat itu, selain juga karena dia membawa logistik. Sedangkan kami hanya membawa vest jadi bisa lebih ringan melangkah.

Menuju pos 2 tanjakan terjal di beberapa tempat selain itu masih landai. Tidak ada pendaki yang kami lihat maupun jumpai hanya ada patok-patok oranye yang setia menemani. Karena masih gelap, situasi dan gambaran tentang kanan kiri jalur tidak dapat terlihat dengan jelas. Debu-debu terlihat beterbangan mirip kabut.

Oksigen yang semakin menipis, debu-debu yang cukup pekat serta adanya tanjakan, membuat kami lebih sering berhenti untuk menghirup nafas dan meyelaraskan irama jantung yang sudah seperti bedug barongsai.  

Pos 2 (dok. Aspala)
Pos 2 (dok. Aspala)

Setalah kurang lebih satu jam berjalan, kami sampai di Pos 2 yang ada semacam bale-bale untuk istirahat maupun Sholat.

Area masih berupa hutan, hanya bisa melihat keatas langit dinihari yang penuh dengan bintang gemintang.

Di sela-sela pepohonan tampak cahaya lampu-lampu kota yang mungkin penduduknya masih terlelap. Di saat seperti itu kadang ada pemikiran "ngapain tadi malam-malam naik gunung, mendingan tidur". Abaikan saja, itu sisi melow dirimu yang minta untuk menyerah.

Salah satu teman kami, Bobby, sempat melihat mbak-mbak "penghuni" Pos 2 berdiri di antara pepohonan. Gak tau kenapa mbak-mbak sangat kuat menahan dingin, hanya menggunakan kain putih saja seperti jas hujan ponco. Mungkin dia kaget ketika tiba-tiba kami datang berombongan yang menyebabkan keramaian di pagi hari tersebut. 

Untungnya Bobby tidak histeris dan mbak-mbaknya juga cuma diam tanpa ketawa jadi tidak menimbulkan kehebohan. Sampai sekarang belum dapat dipastikan mbak-mbak itu penunggu pos 2 atau khodam salah satu dari kami.

Foto versi horor (Dok. pribadi)
Foto versi horor (Dok. pribadi)

Hanya sebentar kami beristirahat di sini, kami mulai meniti jalur yang mulai menanjak. Mas Yoko sengaja menjaga jarak dengan kami, dia tadi beristirahat agak lama di Pos 2. Entah apa yang dilakukannya, mungkin ngobrol sama mbak-mbak tadi atau karena dia sedang capek aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun