Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngobrol bersama Mbah Jen, Seorang Transformen (Transmigran Menjadi Pengamen)

26 Juli 2022   12:13 Diperbarui: 26 Juli 2022   13:08 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"nggih diterimo mawon diparingi tiyang, matursuwun, sak pinten-pinten disyukuri" jawabnya ketika saya tanya kuncinya hidup cukup dari hanya mengamen.

Dua hal yang berbeda yang saya temui tentang mengamen pada dua orang pengamen beda generasi.

Mas Ikang Fauzi yang pernah saya ceritakan, alat seadanya, beromzet 100 ribu perhari, mengamen di kota terbesar kedua di Indonesia. Hasilnya hanya untuk mencari kesenangan semata. Selain masih muda dan belum mempunyai tanggungan, pergaulanlah yang membuatnya tidak memperoleh apapun dari penghasilannya yang cukup besar.

Mbah Jen, mantan transmigran yang sudah sepuh ini, mengamen untuk menghidupi keluarganya. Berhasil melewati masa-masa sulit hingga mampu membiayai anak-anaknya sampai dewasa dan akhirnya mandiri. Termasuk keluarga miskin yang menerima bantuan dari pemerintah.

Masing-masing orang mempunyai cara pandang sendiri-sendiri, termasuk saya maupun anda. Tidak perlu diperdebatkan mana yang benar mana yang salah. Fokus pada tujuan sepertinya akan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun