Mohon tunggu...
Andi Ardianto
Andi Ardianto Mohon Tunggu... Guru - Guru SD IT Insan Cendekia

Semoga tulisan yang saya hasilkan bisa menjadi amal yang terus mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak: Memutuskan Sesuatu adalah Seni Tersendiri

10 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 10 Februari 2024   11:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ekrut

Menjadi seorang pemimpin pembelajaran tentu memiliki tantangan yang tidak sedikit. Di antara tantangan yang harus diselesaikan adalah memutuskan mana yang terbaik di antara dua hal atau lebih.

Jika pilihan yang tersedia di antaraya ada yang hal yang salah atau melanggar hukum maka memutuskan menjadi sesuatu yang tidak susah. Itu Namanya bujukan moral.

Menjadi menarik ketika kita dihadapkan pada beberapa hal yang semuanya benar. Maka seorang pemimpin harus benar-benar matang saat memutuskan.

Inilah yang dinamakan dilema etika. Benar lawan benar. Tidak ada yang salah. Pemimpin yang baik akan dengan sungguh-sungguh menimbang mana yang memberikan kemaslahatan paling banyak.

Keputusan yang diambil tentu saja tidak akan mungkin memuaskan semua pihak yang terlibat. Bisa jadi keputusan yang diambil menyenangkan satu pihak dan membuat kecewa pihak lain.

Ini tentu tidak bisa dihindari.

Tapi sejauh seorang pemimpin memutuskan dengan penuh tanggung jawab dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, sejatinya tidak perlu ada yang ditakutkan.

Sebelum memutuskan sesuatu seorang pemimpin harus mengidenitifikasi apakah ada nilai-nilai yang bertentangan atau tidak. Jangan lupakan juga untuk mengumpulkan fakta yang relevan terhadap situasi yang dihadapi.

Semakin banyak fakta yang bisa digali insya Allah keputusan yang dihasilkan juga akan lebih bijak. Perlu dipahami bahwa fakta yang dikumpulkan harus memenuhi tiga syarat yaitu benar, akurat, dan lengkap.

Benar saja tidak cukup. Ia harus didukung dengan tingkat keakuratan yang tinggi dan lengkap atau detail.

Sebaliknya, jika fakta yang ada hanya sebagian atau parsial maka keputusan yang dihasilkan berpotensi tidak maksimal.

Selain mengakomodasi dua kepentingan yang berhadapan seorang pemimpin juga sudah seharusnya menyiapkan opsi lain di luar opsi yang sudah ada. Ini menjadi jalan tengah agar keputusan yang ada tidak condong ke satu hal dan mendestruksi yang lain. Pertengahan, Bahasa mudahnya.

Apapun itu memutuskan sesuatu adalah sebuah seni. Layaknya seniman, karya seni yang dihasilkan akan semakin kalis jika dia sering berlatih dan mengasah diri.

Seperti itu pula seorang pemimpin. Semakin banyak dia ditempa dengan banyaknya keputusan yang diambil maka keputusannya juga akan semakijn bijak. Layaknya keterampilan semakin banyak jam terbang maka hasilnya akan semakin bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun