Semangat menjalani hidup, mampu bangkit dari keterpurukan, semangat berbagi, menghargai perbedaan, dan memandang hidup dengan penuh optimis adalah di antara bentuk dari kecerdasan emosi.
Jangan lupakan pula bahwa kedekatan seseorang dengan tuhannya adalah penerang yang bisa membawa pada titik kebahagiaan. Dia akan bersyukur atas apa yang sudah diperolehn.
Lebih banyak memandang ke bawah yang membuatnya selalu merasa dikaruniai banyak hal, dan tidak memandang ke atas sehingga pesimis dan terus merasa kurang.
Spiritual yang kuat juga akan membuat sadar bahwa hidup ini penuh dengan ujian. Banyak hal yang tidak bisa diraih sesuai harapan. Akan tetapi, keyakinan membawanya pada ketenangan bahwa apapun yang sampai pada dirinya, sesuai takdir yang telah digariskan.
Pun, apa yang memang tidak ditakdirkan, bagaimanapun usahanya, tidak akan dia dapatkan. Hal ini akan membuat hati tenang.
Kedua, fisik dan kesehatan. Seandainya seseorang disuruh memilih antara punya kekayaan yang melimpah tapi sakit-sakitan denga hidup sederhana tapi sehat, saya yakin banyak yang akan memilih opsi kedua.
Cuci darah, misalnya. Meski hartanya tidak habis tujuh turunan tapi saya yakin orang yang terkena hal ini akan berkurang kebahagiaannya. Bagaimana tidak, lidahnya tidak leluasa lagi mencicipi makanan lezat seperti sebelumnya.
Pola hidupnya serba harus diatur. Belum lagi jadwal rutinnya yang setiap pekan harus periksa ke dokter.
Hal ini tentu membuat pikiran kacau. Tekanan mental juga akan menerpa.Â
Maka kesehatan adalah barang mahal yang keberadaannya perlu senantiasa disyukuri. Lewat tubuh yang sehat banyak hal yang bisa dilakukan dan dicapai seseorang.
Terlebih dengan kian mahalnya biaya sakit, kita perlu terus menjaga agar tidak terjerembab. Maka fisik yang sehat adalah indikator dari kebahagiaan.