Mohon tunggu...
Subhan Alba Bisyri
Subhan Alba Bisyri Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

FISIP

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan Intelligence

2 April 2024   21:14 Diperbarui: 2 April 2024   21:20 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Physical Intelligence  *
Dalam perspektif  fisik, bulan Ramadhan memiliki beberapa aspek menarik yang dapat kita bedah diantaranya:

Pengaruh Fisik dan Kesehatan. Energi.  Pada minggu pertama puasa, seorang Muslim mungkin merasakan "penurunan energi" karena glukosa sebagai sumber energi menurun. Namun, puasa juga dapat menguatkan mental, mengajarkan "pengendalian diri", dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam hadis nabi Muhammad SAW bersabda, "sumu tasihu" berpuasalah , maka kamu akan sehat. Jadi puasa itu jaminan , fisik makin sehat.

Kesehatan Berpuasa dapat membantu mengurangi kadar glukosa, asam amino, dan TAG dalam darah. Bagi penderita diabetes, berpuasa sangat dianjurkan karena dapat mengatur gula darah dan meningkatkan harapan hidup.

Proses Detoksifikasi pada tubuh merupakan hal paling utama dalam kesehatan. Puasa sebagai alat detoksifikasi dan pemulihan bagi mereka yang kecanduan obat-obatan terlarang.

Ramadhan bukan hanya tentang ketaatan agama, tetapi juga mengandung aspek kesehatan, ilmu pengetahuan, dan sosial. Semoga kita dapat meraih manfaat spiritual dan ilmiah selama bulan suci ini .

*Emosional inteligen*
Dalam perspektif "kecerdasan emosional", bulan "Ramadhan" menawarkan peluang untuk refleksi, pertumbuhan, dan pengembangan diri. Mari kita jelajahi beberapa aspek emosional yang terkait dengan bulan suci ini.

Pertama. Kesadaran Diri (Self-Awareness). Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih memahami diri sendiri. Saat berpuasa, kita merasakan lapar, haus, dan lelah. Ini menjadi momen introspeksi tentang kebutuhan fisik dan spiritual kita.

Pertanyaan seperti "Apa yang membuat saya lapar?" atau "Apa yang sebenarnya saya cari dalam hidup?" dapat membantu kita memahami diri lebih baik.

Kedua. Empati dan Kepedulian (Empathy and Compassion). Berpuasa mengajarkan kita tentang "rasa lapar dan kebutuhan orang lain. Kita lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan merasa terhubung dengan mereka.

Momen berbuka puasa bersama keluarga atau memberikan makanan kepada yang membutuhkan memperkuat rasa empati dan kepedulian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun