"Kenapa kau bertanya seperti itu? Jelas aku bukan Tuhan. Aku tidak bisa menghitung kebaikan dan keburukanmu. Itu tergantung amal dan perbuatanmu di dunia"
"Sepertinya, tidak! Sedih sekali!"
"Kenapa begitu?"
"Karena, sebagian dari hakku dikorupsi oleh cacing tanah kuburan"
"Sadis sekali, bahkan, di liang lahat pun tetap saja ada koruptor"
  Pria itu tertawa terbahak-bahak. Dr. Thomas senang bisa membuatnya tertawa kembali. Tugasnya menjaga pasien agar tetap tersenyum sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi, setelah beberapa saat kemudian ia berpikir, ia jadi ingat kejadian sebelumnya. Saat Dr. Thomas baru saja bangun tidur.
"Tunggu! Kamu belum menjawab bagaimana caramu masuk ke ruanganku. Bagaimana kamu bisa masuk?"
"Sebenarnya aku ini sudah mati, Dok! Hahahaa."
Dr. Thomas terbelalak. Tubuhnya jatuh ke lantai. Kedua satpam yang diperintahkannya untuk menangkap pria berkepala plontos baru datang setelah ia bangun kembali.
"Aku di mana?" ujarnya.
"Bapak sudah tertidur di ruangan selama 3 hari" jawab kedua satpam.