"Ma, Pa, Kakak nggak ikut sahur ya hari ini" ucapnya mengucek-ngucek matanya. Lalu balik ke kamar dan tidur dengan boneka beruang.
**
"Ma, kalo gitu aku besok sahur pagi lagi. Puasa sekuatnya sampai jam dua atau tiga sore" celetuk Ulhiza selepas shalat taraweh berjamaah di musholla rumah. Berbaring tanda kelelahan. Mama dan Papanya masih dalam posisi tahiyyah.
"Tanya Papa"
"Pa...." Uhliza rebahan di kaki Papa. Dibelai rambut lurusnya. Sementara mulutnya masih komat kamit tanpa suara. Kepala mengangguk-angguk.
"Dalam islam itu ada aturannya. Kakak kalau sekolah, masuk kelas atau pulangnya bisa terserah Kakak nggak?"
Ulhiza menggeleng dengan tatap bidadarinya.
"Kalau lambat dimarahi guru nggak?"
"Iya"
"Ya sama. Puasa juga begitu. Harus ada aturannya. Kalau waktunya berbuka ya makan. Tuhan tidak suka kalau terlambat. Semua harus ada aturan waktunya. Tidak boleh terserah Kakak."
Ulhiza masih betah merebahkan diri di kaki Papanya. Cukup lama hening. "Tapi kan Tuhan nggak lihat kalau aku terlambat Pa" suaranya memecah sunyi.