"Lho ya nggak bisa gitu Kak. Kalau udah adzan ya harus cepat berbuka puasa" Jelas Mamanya. Ulhiza mengernyitkan dahi. "Tanya aja sama Papa"
"Emang iya Pa?"
"Iya bener kata Mama. Tuhan itu menyuruh kita cepat-cepat berbuka dan melambat-lambatkan sahur. Supaya kita tidak tersiksa atau sakit karena berpuasa."
"Oh gitu. Baik banget ya Tuhan. Disuruh cepat makan." Sahutnya berbinar. Ia pun langsung menyambar segelas sirup yang sama sebelum membuka kotak es krim sisa tadi siang.
**
Ulhiza masuk ke dalam kamar mandi. Air shower berjatuhan sedikit berisik. Sementara dua orang tuanya masih membereskan piring-piring kotor dan menyimpan makanan sisa.
"Ma, yang nyuruh Iza sahur siang hari siapa?"
"Loh kirain Papa yang ngusulin."
"Wah sama kayak Mamanya, modus, banyak akalnya."
"Haha....biarin."
Sejak awal Ramadhan perempuan mungil berusia lima tahun tersebut berpuasa setengah hari. Adzan duhur adalah waktu berbuka baginya. Tahun sebelumnya hanya sampai pukul sembilan pagi. Namun entah ide dari mana pagi tadi dia dengan yakinnya tidak mau ikut bersahur. Ulhiza pasti pening untuk bangun sepagi sahur, kalau makanpun tidak akan berselera seperti siang hari.